REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pengunjuk rasa Iran mengajak rakyat di negeri itu untuk kembali turun ke jalan di hari kelima. Sejak pekan lalu masyarakat Iran mengungkapkan kemarahan mereka setelah pemerintah mengaku tidak sengaja menembak jatuh pesawat sipil Ukraina.
Sejak Sabtu (11/1), unjuk rasa yang diprakarsai mahasiswa telah digelar setiap hari di Teheran dan kota-kota lainnya. Ketika pihak berwenang mengakui peran mereka menembak jatuh pesawat Ukraina yang menewaskan 176 orang di dalamnya.
"Kami akan turun ke jalan," tulis salah satu unggahan di media sosial, Rabu (15/1).
Unggahan itu mengajak seluruh rakyat Iran untuk melakukan demonstrasi menentang 'pemerintahan korup dan pencuri'. Rabu ini menandai satu pekan kecelakaan pesawat tersebut. Bertepatan dengan 7 hari berkabung yang ada dalam tradisi muslim syiah.
Pesawat Ukraina ditembak jatuh pada 8 Januari. Ketika angkatan bersenjata Iran dalam kondisi siaga menghadapi serangan balasan Amerika Serikat (AS) atas serangan Iran terhadap pangkalan militer yang menampung pasukan AS di Irak.
Pada Selasa (14/1) Inggris, Prancis, dan Jerman resmi menuduh Iran melanggar kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Langkah itu dapat membuat PBB memberlakukan kembali sanksinya terhadap Iran.
Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut kecelakaan itu 'kesalahan yang tak terlupakan. Militer pun meminta maaf yang sebesar-besarnya. Demi menahan amarah rakyat peradilan Iran mengatakan sudah menahan orang yang diduga terlibat dalam kecelakaan itu.
Pada Selasa, jumlah pengunjuk rasa yang turun ke jalan lebih sedikit dibandingkan hari-hari sebelumnya. Unggahan di media sosial menunjukkan demonstrasi di dalam kampus universitas berjalan lebih damai.
Dalam sebuah rekaman video terlihat ada ribuan orang yang berkumpul menggelar unjuk rasa selama empat hari terakhir di seluruh penjuru Iran. Banyak dari unjuk rasa itu dilakukan di luar universitas.
Sementara, di Teheran unjuk rasa terfokus di Alun-Alun Azadi. Tapi skala unjuk rasa dan kerusuhan sangat sulit untuk ditentukan karena pemerintah Iran membatasi peliputan independen.
Media-media yang berafiliasi melaporkan adanya unjuk rasa. Tapi, mereka tidak memberikan detailnya.
Polisi membantah menembaki pengunjuk rasa dan mengatakan petugas mereka sudah diminta untuk menahan diri. Peradilan Iran mengatakan sudah menangkap 30 orang pengunjuk rasa dan tidak menoleransi 'unjuk rasa legal'.