Pemulung memilah sampah di kolong tol Wiyoto Wiyono, Jalan Raya Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Pemulung memilah sampah plastik di kolong tol Wiyoto Wiyono, Jalan Raya Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Pemulung memilah sampah di kolong tol Wiyoto Wiyono, Jalan Raya Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Pemulung mendorong gerobak sampah di kolong tol Wiyoto Wiyono, Jalan Raya Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Pemulung memilah sampah di kolong tol Wiyoto Wiyono, Jalan Raya Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Pemulung memilah sampah di kolong tol Wiyoto Wiyono, Jalan Raya Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Pemulung beraktifitas di gubuknya di kolong tol Wiyoto Wiyono, Jalan Raya Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolong jalan tol sedianya harus steril dari berbagai kegiatan warga. Keberadaan jalan tol di atas kolong teramat penting sebagai penopang lalulinta warga dan perekonomian. Keberadaan aktivitas lain di kolong tol rawan terjadi kecelakan yang paling dikuatirkan, Kebakaran.
Namun pada prakteknya keberadaan kolong jalan tol khususnya di Jakarta selalu diisi oleh kegiatan yang berimbas penumpukan barang di luar kepentingan jalan bebas hambatan ini. Hal yang paling lazim ditemukan adalah kegiatan pemulung.
sumber : Republika
Advertisement