Rabu 15 Jan 2020 18:22 WIB

Keraton Agung, Warga: Orang Tua Sampai Cium Tangan Totok

Para pengikut sangat memuju Totok sebagai Raja Keraton Agung Sejagat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah pengunjung berada di gapura pintu masuk komplek Keraton Agung Sejagad Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (14/1/2020).
Foto: Republika/ Wihdan
Sejumlah pengunjung berada di gapura pintu masuk komplek Keraton Agung Sejagad Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (14/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,  REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pria yang mengaku pemilik kerajaan di Kabupaten Purworejo, Totok Santoso, dikenal sebagai sosok yang biasa saja di warga sekitar kontrakannya di Kabupaten Sleman. Bahkan, tidak banyak aktivitas.

Pengelola rumah milik Sutarjo yang dikontraki Totok di Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Pak Bejred (47), mengenal sosok Totok yang biasa saja,  termasuk dalam bersosialisasi.

Tapi, Bejred melihat, ratusan orang yang kerap datang ke kontrakan itu sangat memuja Totok. Pasalnya, baik anak-anak muda maupun orang-orang tua yang datang disebut sangat sering menciumi tangan Totok.

"Totoknya biasa tapi pengikutnya menuhankan sekali, orang-orang tua gitu sampai cium-cium tangan kalau datang," kata Bejred, Rabu (15/1).

Walau tidak mengetahui secara pasti seperti apa Totok ketika bersama pengikutnya, Bejred merasa Totok bergaul normal ke warga sekitar. Bahkan, ia berpendapat, tidak ada sekat-sekat terhadap masyarakat.

Bejred mengungkapkan, saat mengontrak pertama sekitar 2018, Totok mendirikan koperasi pertanian di sana. Kemudian, beberapa bulan lalu izin untuk membuat semacam warung angkringan di halamannya.

"Tidak ramai (pembelinya) tapi satu dua orang itu pasti ada, biasanya yang beli pakai go food go food begitu (ojek daring) kok," ujar Bejred.

Kemudian, sekitar setengah tahun lalu, Totok meminta izinnya untuk membangun satu bangunan lagi di samping bangunan rumah utama. Alasannya, agar tidak jatuh mengingat tadinya cuma ada rawa-rawa.

Baca juga, Sejarah Keraton Sejagat Mengada-Ada.

Akhirnya, dibangun satu ruangan yang menempel ke bangunan rumah utama yang dicat hijau. Ruangan berkaca besar ini yang diduga dipakai Totok untuk pengikut-pengikut yang baru datang berkumpul.

"Tadinya rawa-rawa, terus izin mau buat bangunan biar tidak jeblok, soalnya sebelum itu rawa-rawa," kata Bejred.

photo
Keraton Agung Sejagat.

Menurut Bejred, aktivitas yang mencurigakan baru terlihat sering dilakukan sejak November 2019 lalu. Terlebih, orang-orang yang datang disebut semakin banyak ketika akan ada cara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement