REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat, Uu Ruhzanul Ulum langsung mendatangi Balai Wyata Guna di Jalan Padjajaran, Rabu (15/1). Ia bersama rombongan terlebih dahulu melakukan rapat koordinasi dengan pihak balai. Seusai itu, ia langsung mendatangi kerumunan mahasiswa yang bertahan di tenda depan trotoar kantor Balai Wyata Guna.
Di hadapan para mahasiswa, Uu mengaku kebijakan perubahan panti menjadi balai merupakan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi hanya mengikuti aturan tersebut. Namun, pihaknya memastikan akan memberikan fasilitas dan tempat bagi mahasiswa tunanetra yang bertahan ditrotoar.
"Pemprov tidak akan tinggal diam, kami akan memberikan fasilitas yang seperti diterima ade-ade di sini, cuma beda tempat dan status yang berbeda. Kemarin oleh pusat sekarang oleh pemda," ujarnya kepada belasan mahasiswa, Rabu (15/1) di Wyata Guna.
Ia menambahkan, pihaknya akan memfasilitasi juga tentang kegiatan pelatihan dan fasilitas seperti yang diterima di Wyata Guna. Menurutnya, pihak provinsi akan memfasilitasi kepindahan mahasiswa ke Cibabat, Cimahi yang merupakan kantor Dinas Provinsi Jawa Barat.
"Kalau ada kekurangan, insyallah akan memperhatikan. Kalau merasa betah disini dengan pelayanan seperti itu akan memberikan pelayanan yang sama supaya betah. Harapan kami dengan adanya dialog, bisa diterima dan harapan kami sudah tidak ada lagi tenda tapi kami tidak memaksa kalau masih disini," katanya.
Terkait dengan adanya keluhan mahasiswa menyangkut fasilitas tempat di Cibabat yang belum ramah untuk tunanetra, Uu mengatakan fasilitas disana akan dibenahi secara bertahap. Oleh karena itu, pihaknya berharap agar para mahasiswa bisa bersabar.
"Mendingan ada rasa sabar menunggu waktu daripada kita kekeuh yang akhirnya mohon maaf ada hal yang tidak diinginkan dan dimanfaatkan orang lain," ungkapnya.
Menurutnya, jika para mahasiswa belum merasa betah di Cibabat, Kota Cimahi maka pemerintah provinsi akan memenuhi kebutuhan yang diperlukan sesuai kemampuan. Ia pun menegaskan tidak akan menyengsarakan para mahasiswa tersebut.
"Yang berbicara saya wakil gubernur, pembicaraan saya bisa dipertanggungjawabkan. Apa yang disampaikan tadi, insyallah kami akan merealisasikan. Insyallah yang disampaikan kami tidak akan ingkar janji.
Saya bertanggungjawab," katanya. Menurutnya, para mahasiswa bisa segera pindah ke Cibabat dengan kendaraan yang sudah disiapkan.
Saat dikonfirmasi, Elda Fahmi (20) mengaku para mahasiswa telah mendapatkan intimidasi saat pengusiran berlangsung kemarin. Selain itu, runtutan kejadian yang dialami mahasiswa tunanetra turut mempengaruhi kondisi psikologis.
Oleh karena itu, ia mengungkapkan pihaknya saat ini akan terlebih dahulu menenangkan kondisi psikologis mahasiswa. Kemudian merembugkan tentang tawaran dari Pemprov Jabar pindah ke Cibabat, Kota Cimahi.
"Langkahnya mau menenangkan psikologi teman teman, kedua karena masing masing punya daya tangkap berbeda dan takut ada mis persepsi mau meratakan visi dan misi dulu termasuk merembugkan usulan ke Cibabat," katanya.