REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Sebanyak 13 orang yang berada di kamp pengungsian di Kahda, Ibu Kota Mogadishu, Somalia dilaporkan tewas. Beberapa diantaranya dipastikan adalah anak-anak.
“Tiga anak meninggal karena kelaparan, sementara 10 lainnya meninggal karena kekurangan gizi,” tulis laporan dari Goobjog News, sebuah stasiun radio dan televisi Somalia, dilansir Anadolu Agency, Rabu (15/1).
Menurut laporan itu, orang-orang yang masih dalam kondisi selamat di kamp hanya dapat memakan daun-daun di pepohonan sekitar. Tidak ada tanda-tanda bantuan didatangkan untuk menyelamatkan mereka dari kondisi kelaparan hingga saat ini.
Kondisi iklim seperti kekeringan dan banjir, serta konflik menjadi faktor yang memperburuk kondisi kelaparan dan kekurangan gizi di Somalia. Selain itu, tak sedikit hewan-hewan ternak yang mati dan semakin banyak orang-orang kekurangan uang tunai.
Coordination of Humanitarian Affairs dari PBB sebelumnya merilis laporan 4,8 juta dari 15,4 juta penduduk Somalia berada dalam kondisi tidak aman pangan. Selain itu, ada 1,2 juta yang berada dalam keadaan darurat dan krisis. Kemudian, satu juta anak diprediksi mengalami kekurangan gizi, lalu ada 2,6 juta pengungsi internal karena berbagai kondisi buruk tersebut.
Somalia juga dilaporkan menghadapi wabah belalang padang pasir yang terburuk dalam 25 tahun terakhir ini. Diprediksi masalah ini dapat menjadi lebih serius, yang mengakibatkan tingginya tingkat krisis pangan di negara Afrika itu.