Kamis 16 Jan 2020 08:07 WIB

PBB akan Gelar Pertemuan Bahas Kashmir

Pertemuan PBB membahas Kashmir diusulkan oleh China.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Tentara Pasukan Keamanan Perbatasan menjaga pos penjagaan sementara saat jam malam di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Rabu (7/8).
Foto: AP Photo/Dar Yasin
Tentara Pasukan Keamanan Perbatasan menjaga pos penjagaan sementara saat jam malam di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Rabu (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan PBB dilaporkan akan menggelar pertemuan tertutup untuk membahas isu Kashmir. Hal tersebut dilaporkan Radio Pakistan pada Rabu (15/1).

Belum diketahui detail apa saja yang akan dibahas Dewan Keamanan PBB dalam pertemuan tersebut. Namun media penyiaran India, News18, melaporkan bahwa pertemuan itu diusulkan oleh China.

Baca Juga

News18 pun menyebut bahwa Prancis telah menolak usulan China untuk mendiskusikan isu Kashmir. "Posisi Prancis belum berubah dan sangat jelas; masalah Kashmir harus diselesaikan secara bilateral (antara India dan Pakistan), seperti yang telah kami nyatakan pada beberapa kesempatan dan akan terus menegaskannya kepada mitra kami di Dewan Keamanan PBB," kata seorang sumber yang dikutip News18.

Bulan lalu, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Rusia telah menggagalkan upaya China untuk mendiskusikan masalah Kashmir di Dewan Keamanan PBB. Beijing memang telah lama menyuarakan keprihatinan atas situasi di Kashmir, terutama di wilayah yang dikelola India.

Kashmir sempat dibekap ketegangan sejak India mencabut status khusus wilayah tersebut pada 5 Agustus tahun lalu. Masyarakat memprotes, kemudian menggelar aksi demonstrasi di beberapa daerah di sana. Mereka menolak status khusus dicabut karena khawatir dapat mengubah komposisi demografis Kashmir.

India kemudian mengerahkan pasukan ke wilayah tersebut. Jaringan televisi dan telekomunikasi, termasuk internet, sempat diputus. Tak hanya itu, India pun mendirikan pos jaga serta memberlakukan jam malam. Kashmir diisolasi dari dunia luar.

Sejak saat itu, Pakistan memutuskan menurunkan level hubungan diplomatiknya dengan India. Islamabad pun membekukan semua aktivitas perdagangannya dengan New Delhi.

Kashmir merupakan satu-satunya wilayah di India yang berpenduduk mayoritas Muslim. Sejak merdeka dari Inggris pada 1947, Kashmir terpecah dua. Dua per tiga wilayahnya dikuasai India, sementara sisanya dimiliki Pakistan. Wilayah itu kemudian dipisahkan dengan garis Linr of Control (LoC). Perselisihan akibat sengketa Kashmir telah membuat India dan Pakistan tiga kali berperang, yakni pada 1948, 1965, dan 1971.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement