Kamis 16 Jan 2020 08:23 WIB

Peneliti Populi Center: Justru Anies yang Politisasi Banjir

Peneliti Populi Center menilai Anies tidak fokus dan konkret soal pengendalian banjir

Sejumlah warga melawati genangan air banjir di Jalan Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (4/11).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Sejumlah warga melawati genangan air banjir di Jalan Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Populi Center, Jefrie Ardiansyah menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak fokus dan berbicara konkret soal pengendalian banjir. Ia menilai, justru Anies sendiri yang mempolitisasi banjir untuk kepentingan tertentu.

Jefrie pun menilai sikap Anies dengan tidak menyampaikan langkah rasional pengendalian banjir, misalnya pembuatan situ, waduk, atau tuntasnya pengerjaan naturalisasi yang digaungkannya. "Dia hanya sibuk menjawab keluhan netizen dan pernyataan yang menurut dia merugikan secara politis. Justru Anies sendiri yang mempolitisasi banjir itu sendiri," kata Jefrie di Jakarta, Rabu (15/1).

Baca Juga

Jefrie menyoroti sejumlah pernyataan Anies kepada media saat mengunjungi kawasan terdampak banjir, seperti anak kecil senang saat ada banjir, memerintahkan pihak kelurahan untuk berkeliling memberikan peringatan dini terjadinya banjir menggunakan toa pengeras suara.

Menurut Jefri, seharusnya Anies memberi pernyataan yang lebih konkret, seperti rencana akan membuat waduk atau memperbarui mesin pompa yang ada di Jakarta. Kebijakan-kebijakan baik terdahulu yang dianggapnya berseberangan dengan kepentingan di kalangannya sendiri, akan sangat dihindari Anies demi menunjukkan citranya yang berbeda dari pemimpin lainnya di mata publik.

"Anies justru terjebak dalam eksluvitas populisme. Dia selalu keluarkan statement yang berseberangan dengan pihak yang berseberangan dengannya. Padahal (pemilihsn presiden) 2024 masih jauh," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement