REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah melewati libur panjang selama sekitar dua pekan, lifter Indonesia langsung menjalani program latihan berat. Ini demi mengejar target bisa meloloskan empat atlet menuju Olimpiade 2020 Tokyo.
Salah satu lifter di kelas 73 kg, Triyatno mengatakan, latihan setelah libur panjang membuatnya kewalahan karena ia langsung diberi program latihan berat demi mencapai target total angkatan. Apalagi, ia bersama Eko Yuli dan Deni akan turun di kejuaraan kualifikasi Olimpiade 5th International Fajr Cup di Rasht, Iran pada 1-5 Februari.
"Awal masuk langsung (latihan) berat. Sudah langsung harus menyesuaikan diri untuk mencapai target total angkatan," ujar Triyatno ditemui di sela-sela latihan di Jakarta, Rabu (15/1).
Selama liburan, Triyatno mengungkapkan tetap menjalani latihan meskipun dengan intensitas yang ringan. Ia hanya latihan beberapa hari saja dalam satu pekan.
Meski di pelatnas langsung menjalani latihan berat, Triyatno mengatakan dirinya masih mampu menyesuaikan diri selama waktu untuk istirahat juga cukup dan terpenuhi.
Berbeda dengan Triyatno, Rahmat Erwin Abdullah yang juga berlaga di kelas 73 kg mengatakan, tetap berlatih meskipun libur. "Libur tapi latihan terus di Makassar sama bapak dan ibu," katanya.
"Di rumah latihannya ringan 50 persen, terus menengah. Di sini baru berat, dinaikkan lagi angkatannya," kata Rahmat yang saat ini fokus berlatih untuk recovery dan power.
Rahmat yang berhasil meraih medali emas di SEA Games 2019 Filipina itu akan mengikuti dua kejuaraan kualifikasi Olimpiade 2020. Dua turnamen tersebut adalah Asian Youth and Junior Championships di Uzbekistan dan IWF Junior World Championship di Romania yang masing-masing akan bergulir pada Februari dan Maret.
Rahmat optimistis dapat memperbaiki peringkatnya hingga bisa tembus delapan besar melalui dua kejuaraan tersebut. Berdasarkan laman resmi Federasi Angkat Besi Internasional (IWF), Rahmat menempati peringkat ke-16 dunia.
Kendati begitu, peringkat Rahmat itu bisa naik karena ada beberapa atlet dari negara yang sama menempati posisi delapan besar. Empat atlet China misalnya, mendominasi di delapan besar. Namun, berdasarkan aturan Olimpiade, satu negara hanya berhak mengirimkan satu lifter dalam satu kelas perlombaan.
"Aku sama Mas Triyatno di peringkat ke-11 dan ke-12. Itu sudah dipotong," katanya.
Sementara itu, pelatih angkat besi Muhammad Rusli mengungkapkan, program latihan berat itu terpaksa dilakukan karena para lifter dihadapkan dengan jadwal kejuaraan yang padat serta mepet. Para lifter akan mengikuti setidaknya lima kejuaraan kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo yang masih akan berlangsung hingga April.
Setelah Iran, beberapa lifter juga akan terbang menuju Uzbekistan untuk mengikuti dua kejuaraan berbeda. Yang pertama adalah 6th International Solidarity Championships pada 8-12 Februari, diikuti dengan Asian Youth and Junior Championships yang berlangsung pada 13-19 Februari.
Selanjutnya, para lifter junior juga akan ambil bagian pada IWF Junior World Championship di Romania pada 14-21 Maret. Kemudian pada April mereka ke Kazakhstan untuk mengikuti Asian Championships.
PB PABBSI menargetkan dapat meloloskan empat lifter ke Olimpiade 2020 Tokyo. Namun hingga kini, baru dua atlet yakni Eko Yuli Irawan dan Windy Cantika Aisyah yang posisinya aman karena peringkatnya berada di delapan besar dunia, yang merupakan syarat lolos menuju pesta olahraga dunia itu.
Sementara lifter lainnya,Triyatno (73 kg), Rahmat Erwin Abdullah (73 kg), Deni (67 kg), dan Nurul Akmal (+87 kg), masih berjuang untuk mendulang poin.