Kamis 16 Jan 2020 16:38 WIB

Khatib Bersertifikat, Sekjen MUI: Bagus tidak Masalah

Sekjen MUI merespons positif rencana sertifikasi khatib masjid.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Sekjen MUI Anwar Abbas.
Foto: Darmawan / Republika
Sekjen MUI Anwar Abbas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, menanggapi pemberlakuan sertifikasi khatib yang dilakukan  Ikatan Khatib Dewan Masjid Indonesia (IK DMI). Dia menyambut positif pemberlakuan tersebut.  

"Ya tidak masalah. Itu kan maksudnya supaya Dewan Masjid Indonesia bisa mengetahui dan memberikan guidance kepada para khatibnya. Kalau perlu, ormas-ormas yang lain juga melakukan hal serupa," ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (16/1).  

Baca Juga

Anwar juga berharap DMI bisa terus mengelola para khatib yang telah diberikan sertifikat itu. Dengan demikian, mereka dapat bermanfaat dan lebih berkontribusi untuk kemajuan Islam. 

"Kalau bisa khatib-khatib yang sudah diberi sertifikat oleh DMI tersebut betul-betul di-manage sehingga juga bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan umat agar umat termotivasi untuk maju," ujar dia.  

Selain itu Anwar pun memandang perlunya tema-tema tertentu yang disampaikan oleh para khatib. "Kalau bisa ada tema-tema tertentu misalnya tentang ekonomi yang harus mereka khutbahkan supaya umat maju ekonominya dan begitu juga tentang tema yang lainnya," jelas dia.  

Ikatan Khatib Dewan Masjid Indonesia (IK DMI) akan memberlakukan sistem dan mekanisme khatib bersertifikat. Ketua Umum IK DMI, Hamdan Rasyid, mengatakan sistem khatib bersertifikat ini tujuannya agar ada ukuran standar untuk para khatib.  

Dengan begitu, Hamdan berharap kedepan semua khatib bersertifikat. "Insya Allah semua seperti itu, jadi ke depannya ada standar untuk memudahkan itu khatib bersertifikat," ujar Hamdan, Selasa (14/1).

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement