Kamis 16 Jan 2020 17:39 WIB

LDNU Dukung Pemberlakuan Sertifikat Khatib

Khatib bersertifikat dalam menyampaikan dakwah sesuai Islam yang cocok di Indonesia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
LDNU Dukung Pemberlakuan Sertifikat Khatib. Seorang dai memberikan ceramah agama di masjid. (ilustrasi)
Foto: Antara
LDNU Dukung Pemberlakuan Sertifikat Khatib. Seorang dai memberikan ceramah agama di masjid. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) KH Agus Salim menuturkan mendukung pemberlakuan sertifikat khatib oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) selama itu bertujuan penguatan Islam dan NKRI yang berazaskan Pancasila dan UU Dasar 1945. Agus mengatakan, sertifikasi dai atau khatib bertujuan agar kiai, ustaz, dan penceramah dalam menyampaikan konten dakwahnya sesuai ajaran penting dalam Islam yang cocok dikembangkan di Indonesia.

"Dalam tradisi NU dakwah semacam itu dikenal dengan dakwah ala Ahlussunnah Wal Jama'ah An-Nadliyah," ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (16/1).

Baca Juga

Agus melanjutkan, ada tiga ciri yang paling tampak dalam menyampaikan dakwah, termasuk cara beragama dan bernegara. Pertama, bersikap at-Tawassuth atau sikap tengah-tengah, sedang, tidak ekstrem kiri atau ekstrem kanan.

Kedua, at-Tawazun atau seimbang dalam segala hal, termasuk dalam penggunaan dalil 'aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits). "Ketiga adalah al-i'tidal atau tegak lurus," ucap dia.

Ikatan Khatib Dewan Masjid Indonesia (IK DMI) akan memberlakukan sistem dan mekanisme khatib bersertifikat. Ketua Umum IK DMI, Hamdan Rasyid, mengatakan sistem khatib bersertifikat ini tujuannya agar ada ukuran standar untuk para khatib.

Dengan begitu, Hamdan berharap kedepan semua khatib bersertifikat. "Insya Allah semua seperti itu, jadi ke depannya ada standar untuk memudahkan khatib bersertifikat," ujar Hamdan di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (14/1).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement