REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menilai penanganan sampah di Kota Banda Aceh belum optimal. Hal ini ditandai gagalnya pemerintah daerah meraih Adipura.
"Adipura merupakan indikator penilaian suatu daerah dalam mengelola sampah dan lingkungan hidup. Banda Aceh gagal meraih Adipura menunjukkan belum maksimalnya penanganan sampah," kata Direktur Walhi Aceh, Muhammad Nur, Kamis (16/1).
Muhammad Nur menyebut berdasarkan perhitungan Walhi Aceh, warga Banda Aceh menghasilkan 577 ton per hari. Jumlah tersebut dihasilkan 64 ribu rumah tangga di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.
"Artinya, produksi sampah rumah tangga di Kota Banda Aceh mencapai 210 ribu ton per tahun. Ini belum termasuk sampah yang rumah sakit, pasar, sekolah, dunia usaha, dan instansi pemerintah," kata Nur.