REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan tugas moderasi beragama menemui tantangan berat ke depan. Hal ini seiring pertentangan antara paham konservatisme dan moderat.
"Tugas kita ke depan masih sangat berat terutama moderasi beragama. Selalu berada pada dua kutub, mungkin salah satunya yang sangat moderat yang satunya sangat konservatif," kata Menag di sela tasyakuran Hari Amal Bhakti (HAB) ke-74 di Gedung Kemenag area MH Thamrin, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, moderasi beragama terus dipromosikan oleh Kementerian Agama termasuk oleh Menag sebelumnya yaitu Lukman Hakim Saifuddin.
Fachrul mengatakan moderasi beragama bukanlah memoderatkan cara mempraktikkan agama. Akan tetapi moderasi itu saling menghargai satu sama lain di antara perbedaan yang ada. "Kata Allah kita sengaja diciptakan berbeda-beda tujuannya apa? Supaya kalian saling kenal," kata dia.
Dia mengatakan jika perbedaan justru memicu permusuhan berarti umat salah dalam mengartikan perintah Tuhan kepada manusia.
Menag Fachrul mengatakan Kemenag berupaya agar keberagamaan selalu berada dalam titik moderat. "Kalau kita ngomong tentang bandulan bandulan akan selalu jatuh pada titik gravitasi."
"Apa yang kita lakukan kita usahakan supaya yang sangat moderat agak sedikit ke titik gravitasi yang sangat konservatif, kita buat sedikit mendekat ke grativasi hingga sedikit lebih 'balance' karena itu adalah tugas kita bersama," katanya menambahkan.