Jumat 17 Jan 2020 06:29 WIB

Manfaatkan Sisa PMN, Bulog Bangun Infrastruktur Perberasan

Pembangunan infrastruktur perberasan pakai dana PMN sebesar Rp 1,1 triliun.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Petugas memeriksa tumpukan beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Kawasan Gedebage, Kota Bandung, Jumat (13/12).
Foto: Abdan Syakura_Republika
Petugas memeriksa tumpukan beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Kawasan Gedebage, Kota Bandung, Jumat (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog pada 2020 akan membangun sejumlah infrastruktur perberasan untuk memperkuat tata kelola penyerapan gabah dan pengolahan menjadi beras berkualitas. Pembangunan infrastruktur itu bakal menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,1 triliun.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, total PMN tersebut digunakan untuk pembangunan modern rice milling plant (MRMP) atau pengolahan beras modern serta gudang penyimpanan modern.

"Dana PMN sebesar Rp 1,1 triliun untuk membangun dua infrastruktur itu setara 57 persen dari total nilai pagu anggaran PMN untuk Bulog sebanyak Rp 2 triliun," kata Awaluddin kepada Republika.co.id, Jumat (17/1).

Sebagaimana diketahui, pemerintah pada tahun 2015 lalu memberikan PMN kepada Bulog sebanyak Rp 2 triliun. Awaluddin mengatakan, hingga tahun 2020 dana PMN Bulog masih tersedia sebanyak Rp 1,9 triliun.

Awaluddin menjelaskan, fasilitas MRMP akan dibangun sebanyak 14 unit di Lampung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, serta Nusa Tenggara Barat. Total pengolahan kapasitas MRMP itu sebesar 252 ribu ton gabah kering panen (GKP) per tahun.

Ia pun menjelaskan, pembangunan MRMP ditujukan untuk dapat meningkatkan kemampuan penyerapan gabah petani. Mengolah berbagai macam kualitas gabah menjadi beras yang berkualitas dengan harga terjangkau. Sebab, rata-rata gabah petani yang diserap Bulog dalam kondisi basah dengan kadar air antara 25-30 persen. Karena itu, diperlukan mesin pengering gabah untuk menurunkan kadar air menjadi 14 persen.

Gabah yang diserap Bulog dengan fasilitas MRMP dapat dijadikan sebagai beras cadangan pemerintah maupun beras komersial yang harga jualnya mengikuti perkembangan pasar. Fasilitas tersebut, kata Awaluddin, harus dilengkapi dengan gudang penyimpanan modern agar dapat meningkatkan kapasitas dan waktu simpan komoditas.

Total gudang penyimpanan modern yang akan dibangun sebanyak empat unit di sentra produksi dan konsumsi di antaranya Sumatera Utara, Jakarta-Banten, Jawa Timur, serta Sulsel-Sulbar. Selain untuk gabah, gudang tersebut diharapkan dapat menyempurnakan operasional hulu hilir terintegrasi untuk komoditas jagung dan kedelai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement