REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Bambang Widianto mengungkap mekanisme yang dilakukan Pemerintah jika subsidi gas elpiji tiga kilogram dicabut sudah dirumuskan. Menurut Bambang, subsidi akan dialihkan dalam bentuk bantuan uang langsung kepada masyarakat tidak mampu yang terdaftar dalam data Kementerian Sosial dan TNP2K.
"Nanti kita akan menggunakan daftar keluarga basis terpadu yang dikelola kita sama Kemensos, (subsidi uang) ya digabung dengan bantuan lain tapi ditambah (senilai subsidi) khusus elpiji," kata Bambang saat dihubungi wartawan, Kamis (16/1).
Meski belum diputuskan, Bambang menyebut TNP2K sudah diajak bicara mengenai rencana tersebut, sekaligus uji coba mekanisme dan penyaluran subsidi gas elpiji tiga kilogram secara langsung tersebut. Hal ini agar nantinya kebijakan tidak membebani masyarakat.
Karena itu juga, Bambang juga menegaskan Pemerintah bukan antisubsidi, melainkan ingin memastikan subsidi diberikan tepat sasaran. Sebab, banyak orang mampu yang juga menggunakan gas subsidi gas elpiji 3 kilogram.
"Jadi Pemerintah itu bukan antisubsidi tapi pemerintah itu ingin subsidinya tepat sasaran," kata Bambang.
Namun Bambang belum dapat memastikan besaran subsidi yang akan diberikan kepada keluarga penerima manfaat jika harga gas elpiji 3 kilogram disesuaikan dengan harga pasar. Saat ini pihaknya masih menunggu keputusan pasti, terkait hal tersebut.
"Belum, tapi kira-kira kan gini, keluarga tidak mampu ini rata rata mungkin dua atau tiga tabung per bulan, lalu kita akan memberikan subsidi atau bantuan itu agar daya beli dia tidak berkurang," kata dia.
Sementara, Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kemensos Andi ZA Dulung mengatakan hingga kini belum ada keputusan terkait pengalihan subsidi gas elpiji tiga kilogram. Namun demikian, Andi memastikan Kemensos siap nantinya jika subsidi dialihkan menjadi bantuan tunai kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
"Kita siap selalu, 15.6 juta nomor rekening KPM itu modal besar," kata Andi.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan pada semester II tahun ini pemerintah akan menghentikan subsidi harga elpiji 3 kilogram (gas melon). Nantinya, harga elpiji 3 kilogram (kg) sesuai dengan harga pasar seperti elpiji 12 kg.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, sebagai gantinya Pemerintah menyiapkan subsidi langsung kepada masyarakat tidak mampu.
Djoko mengemukakan beberapa skema yang muncul untuk penyaluran subsidi, yakni dengan menggunakan kartu atau barcode yang terhubung dengan perbankan
"Uji coba di beberapa tempat pakai kartu, Pertamina pakai QR code. Nanti yang beli elpiji tiga kilogram langsung terekam. Misal, beli tiga tabung Rp 100 ribu, nanti langsung transfer ke QR ini. Data sudah ada, kebijakan seperti apa, belum diputuskan," kata dia.