REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina telah meminta Biro Investigasi Federal (FBI) untuk membantu menyelidiki dugaan serangan siber oleh peretas militer Rusia terhadap Burisma, Kamis (16/1). Perusahaan energi tersebut sebelumnya sering tersebut karena masuk dalam pemakzulan Presiden AS Donald Trump.
"Polisi nasional telah memprakarsai pembentukan tim investigasi internasional bersama, yang perwakilan FBI telah diundang oleh kementerian," kata pejabat kementerian dalam negeri Ukraina Artem Minyailo.
FBI menolak mengomentari permintaan Ukraina untuk bantuan setelah perusahaan keamanan siber yang berbasis di California Area 1 mengidentifikasi peretasan Burisma Holdings pada Senin. Peretasan itu dikaitkannya dengan Direktorat Utama Intelijen Militer Rusia atau GRU.
"Tercatat bahwa serangan peretasan itu mungkin dilakukan oleh dinas khusus Rusia," kata Minyailo. Kementerian Pertahanan Rusia belum mau berkomentar tentang pernyataan Keamanan Area 1.
Minyailo mengatakan, Ukraina telah meminta bantuan FBI dan Keamanan Area 1 mengenai informasi bahwa peretas mencuri data karyawan pribadi dan email dari eksekutif di Burisma dan perusahaan lain.
Perusahaan-perusahaan lain termasuk perusahaan produksi media Presiden Volodymyr Zelenskiy.
Kelompok peretasan yang melakukan hal itu dikenal sebagai "Fancy Bear" atau "APT28" oleh para peneliti keamanan siber. Mereka pernah menyerang Komite Nasional Demokrat pada tahun 2016 yang menurut penyelidik AS sebagai bagian dari operasi untuk mengganggu pemilihan tahun itu.
Area 1 menyatakan, belum jelas data apa yang ingin dicuri oleh peretas. Melakukan serangan siber Burisma dapat menghasilkan komunikasi dari, ke atau tentang Hunter Biden yang menjabat sebagai direktur antara 2014 dan 2019. Sebuah sumber yang dekat dengan Burisma mengatakan, awal pekan ini situs web perusahaan telah mengalami beberapa upaya pembobolan selama enam bulan terakhir.