Jumat 17 Jan 2020 15:29 WIB

YLKI: Waspadai Pendataan Distribusi Tertutup Gas Elpiji 3 Kg

YLKI khawatir ada salah pendataan sehingga berpotensi terjadi penyimpangan.

Rep: Mabruroh/ Red: Gita Amanda
YLKI meminta pendataan distribusi tertutup gas elpiji 3 kilogram jangan sampai salah. Foto pekerja membawa tabung gas elpiji tiga kilogram (gas melon). ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
YLKI meminta pendataan distribusi tertutup gas elpiji 3 kilogram jangan sampai salah. Foto pekerja membawa tabung gas elpiji tiga kilogram (gas melon). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengingatkan sistem pendataan yang akan dilakukan terhadap masyarakat tidak mampu. Jangan sampai kata dia, masyarakat mampu masuk dalam daftar penerima subsidi gas elpiji tiga kilogram yang pendistribusiannya tertutup.

"YLKI khawatir masih ada salah pendataan, atau praktik patgulipat, sehingga berpotensi terjadi penyimpangan," ujar Tulus dalam keterangan tertulis, Jumat (17/1)

Baca Juga

Misalnya, ujar dia, rumah tangga tidak miskin, tapi karena memiliki hubungan dekat dengan Ketua RT/RW, akhirnya mendapatkan subsidi. Begitupun sebaliknya, rumah tangga miskin yang tidak dekat dengan Ketua RT/RW justru tidak mendapatkan subsidi.

"Oleh karena itu patut diwaspadai dengan ketat, perihal potensi distorsi semacam ini," kata dia.

Selain itu pemerintah harus mengawasi distribusi gas elpiji 3 kg dan jaminan harga eceran tertinggi (HET) yang wajar. Jangan sampai ungkapnya, harganya melambung karena ada pembiaran pelanggaran HET.

"Jika hal ini terjadi akan mengganggu daya beli masyarakat dan memicu inflasi secara signifikan," tutur Tulus.

Tulus melanjutkan, wacana Tim Nasional Penanggulangan dan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) untuk menjadikan distribusi gas elpiji 3 kg, alias gas melon bersifat tertutup, bisa dimengerti. Sebab pada awal upaya migrasi dari minyak tanah ke gas elpiji pada 2004, distribusi gas elpiji 3 kg adalah tertutup, dengan kartu kendali.

Namun, di tengah perjalanan, kartu kendali tidak lagi berfungsi, dan selanjutnya pendistribusian bersifat terbuka. Siapa pun bisa dan boleh beli gas elpiji 3 kg.

Kondisi semakin parah manakala harga gas elpiji 12 kg semakin mahal, sementara harga elpiji 3 kg tetap. Akhirnya menurut Tulus, banyak pengguna gas elpiji 12 kg yang turun kelas menjadi pengguna gas elpiji 3 kg.

Tulus memperkirakan, masyarakat pengguna gas 12 kg yang turun kelas menggunakam gas melon mencapai 15-20 persenan. Akibatnya subsidi gas elpiji 3 kg menjadi tidak tepat sasaran, karena pengguna 12 kg yang turun kelas adalah kelompok masyarakat mampu.

Upaya TNP2K untuk menerapkan distribusi gas elpiji 3 kg bersifat tertutup, bisa dimengerti. Serta subsidi gas elpiji 3 kg untuk rumah tangga miskin akan diberikan secara cash, dan harga elpiji di pasaran akan dinaikkan sesuai harga pasar, sekitar Rp 35 ribu per tabung.

Oleh karena itu, sekali lagi Tulus mengingatkan agar pemerintah tidak lagi salah sasaran maka wacana kebijakan ini yang patut dikritisi adalah model pendataan terhadap kelompok penerima subsidi langsung yang dianggap rumah tangga miskin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement