REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pondok Pesantren Modern Tazakka sekaligus alumni Universitas Al-Azhar Mesir Fakultas Syariah dan Hukum, KH Anang Rizka Masyhadi mengatakan, mahasiswa Indonesia perlu mengambil jurusan umum jika ingin berkuliah di Al-Azhar Mesir.
Selama ini jumlah mahasiswa Indonesia yang mengambil jurusan keagamaan telah terlalu banyak. Menurut beliau, apabila mahasiswa Indonesia mengambil jurusan umum di Al-Azhar Mesir, terdapat keunggulan tersendiri yang bermanfaat untuk mengasah kapasitas diri.
Pertama, Universitas Al-Azhar Mesir memberlakukan pengajaran keagamaan yang komprehensif bagi mahasiswanya. Kedua, apabila jurusan umum itu ditempuh, maka materi pelajaran umum layaknya universitas umum pun diajarkan.
“Jadi kedua-duanya dapat. Agamanya dapat, keilmuan umumnya juga. Yang mau belajar sains, kedokteran, hukum, nanti terbalut sama akhlak dan juga keilmuan agama. Komplit insya Allah,” kata beliau saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (17/1).
Meski tren pertumbuhan minat mengambil jurusan umum dari mahasiswa Indonesia di Al-Azhar meningkat, namun jumlah itu masih terlalu jomplang jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa di bidang keagamaan. Ditanya mengenai alasan dirinya mengambil jurusan Syariah dan Hukum, KH Anang mengungkapkan hal itu disebabkan adanya rasa keingintahuan mengenai kedua hal tersebut.
Dia mengaku diajarkan banyak hal mengenai aspek hukum lengkap dengan syariat Islam yang luas. "Misalnya kalau di hukum itu ada macam-macam. Hukum internasional, perdagangan, ekonomi, dan lainnya. Namun, belajar syariahnya juga didalami betul,” ujarnya.
Dengan adanya dua sisi keilmuan yang perlu didalami para mahasiswa di bidang keilmuan itulah, menurutnya, tak sedikit mahasiswa umum yang lebih lama masa waktunya dalam menyelesaikan masa studi. Apabila mahasiswa keagamaan umumnya hanya menghabiskan empat tahun untuk jenjang S1 dalam waktu normal, mahasiswa umum membutuhkan waktu sekitar lima tahun menyelesaikannya.
Citra Universitas Al-Azhar Mesir bagi masyarakat Indonesia memang cenderung pada perguruan tinggi Islam. Hal ini ditandai dengan hadirnya tokoh bangsa dan para cendikiawan Muslim jebolan Universitas Al-Azhar Mesir.
Sudah sejak lama generasi muda Indonesia merantau ke Mesir untuk menuntut ilmu. Sebagian dari mereka kembali ke Indonesia untuk berdakwah dan menyebarkan pemahaman Islam yang rahmatan lil-alamin, seperti mantan presiden Indonesia (alm) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Prof Quraish Shihab, Ustaz Zainul Majdi, dan sebagainya.