REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung membangun infrastruktur destinasi wisata Teluk Kiluan di Kabupaten Tanggamus, yang selama ini terbengkalai. Pemprov telah menyiapkan anggaran Rp 30 miliar lebih untuk membangun dan memperbaiki kondisi jalan yang sudah ada.
Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Chusnunia telah meninjau kondisi jalan menuju kawasan wisata Teluk Kiluan dan Kawasan Industri Maritim (KIM). Menurut dia, saat ini sedang dibidik perbaikan empat ruas jalan yakni Simpang Teluk Kiluan - Simpang Umbar, Simpang Umbar - Putih Doh, Putih Doh - Kuripan, dan Kuripan - Simpang Kota Agung.
"Kabupaten Tanggamus mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi Lampung. Tidak tanggung tanggung Rp 30 miliar lebih total dana akan digelontorkan guna membangun infrastruktur menuju destinasi wisata yang ada di Tanggamus,” ujar Chusnunia seusai meninjau kawasan tersebut, Jumat (17/1).
Kawasan Teluk Kiluan kini menjadi spot destinasi wisata nasional yang diincar para wisatawan baik lokal maupun manca negara. Di teluk tersebut terdapat atraksi lumba-lumba yang melompat di perairan laut lepas secara alami.
Lumba-lumba di Teluk Kiluan
Tak hanya lumba-lumba, di perairan Teluk Kiluan terdapat wisata bawah laut. Pelancong dapat menikmati keindahan biota laut yang masih alami. Untuk melihat keindahan tersebut, pengunjung dapat menyewa perahu atau kapal nelayan yang berada di sekitar Teluk Kiluan.
Pembangunan dan perbaikan infrastruktur menuju destinasi wisata di berbagai daerah, didukung sepenuhnya Presiden Joko Widodo. Untuk itu, Pemprov Lampung mulai melakukan sinergitas peningkatan akses jalan menuju destinasi wisata Teluk Kiluan. Sehingga, wisata Teluk Kiluan masuk program event wisata nasional dan lokal, yang berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.
Berdasarkan pemantauan Republika, akses menuju destinasi wisata Teluk Kiluan saat ini masih menyulitkan wisatawan. Kondisi jalan yang tidak maksimal membuat banyak pengunjung membatalkan menuju kawasan wisata tersebut. Padahal, potensi wisata Teluk Kiluan sangat menjual untuk meningkatkan pendatapan asli daerah setempat.
Menurut Yulia (38 tahun), saat pertama terkenal Teluk Kiluan ia bersama keluarga besar mengunjungi destinasi tersebut. Waktu tempuh sekira empat jam, karena kondisi jalan yang jelek. Pengunjung terpaksa menginap semalam untuk melihat atraksi lumba-lumba pada pagi harinya.
“Sebenarnya, Teluk Kiluan tempat wisata yang menjual. Tapi sayang untuk menuju ke sana masih harus berjuang, soalnya jalannya jelek dan juga infrastruktur di sana kurang mendukung,” ujar ibu dua anak warga Bandar Lampung.
Herlina (53), pengunjung lainnya warga Kota Bandar Lampung, pernah mengunjungi Teluk Kiluan. Ia bersama keluarga terpaksa berjalan kaki untuk menempuh tempat pantai Teluk Kiluan, karena kondisi jalan tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan mobil.
Menurut dia, tempat wisata Teluk Kiluan dinilai masih asli dan alami. Tetapi, karena jalan menuju tempat tersebut sangat jauh dan membutuhkan waktu lama karena jalannya tidak kondusif, membuat banyak orang memikir ulang. “Kalau bisa cepat ditempuh pakai mobil dan bisa pulang petangnya, banyak yang ke Teluk Kiluan,” ujarnya.