REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Perdana Menteri Ukraina mengajukan pengunduran diri. Oleksiy Honcharuk mundur setelah ucapannya yang mengatakan Presiden Volodymyr Zelenskiy tidak mengetahui apa-apa tentang ekonomi bocor ke publik.
Di halaman akun Facebook miliknya, Honcharuk mengatakan ia telah menyerahkan surat pengunduran diri ke Zelenskiy. Honcharuk mengatakan ia menerima posisinya untuk mengimplementasikan program presiden. "Bagi saya ia contoh kesopanan dan transparansi," kata Honcharuk dalam pernyataanya, Jumat (17/1).
Pada awal pekan ini rekaman audio pernyataan Honcharuk muncul ke publik. Ia meremehkan pengetahuan Zelenskiy tentang ekonomi.
"Namun untuk menghilangkan segala keraguan atas rasa hormat dan kepercayaan kami kepada presiden, saya telah menulis surat pengunduran diri dan menyerahkan ke presiden untuk diajukan ke parlemen," tambahnya.
Honcharuk mengatakan rekaman itu kompilasi dari 'fragmen-fragmen rekaman rapat pemerintah'. Ia menyalahkan 'kelompok berpengaruh' yang tidak ia identifikasi. Honcharuk mengatakan kelompok itu membuat seakan-akan ia tidak menghormati presiden. "(Rekaman) itu tidak benar," tegasnya.
Pada Kamis (16/1) partai oposisi Opposition Platform-For Life meminta Honcharuk mengundurkan diri. Mereka mengatakan dia dan kabinetnya telah meremehkan presiden Ukraina dan membesar-besarkan krisis ekonomi di negara itu.
Anggota partai berkuasa Servant of the People mengatakan tidak ada alasan bagi Honcharuk untuk mengundurkan diri. Parlemen Ukraina harus melakukan pemungutan suara untuk menentukan apakah mereka menerima pengunduran perdana menteri atau tidak.
Kantor Zelenskiy mengonfirmasi telah menerima surat pengunduran diri itu. Mereka mengatakan presiden akan mempertimbangkannya.
Kepala lembaga think-tank Penta Volodymyr Fesenko mengatakan skandal Honcharuk menunjukkan ada kekuatan politik yang mulai memperebutkan posisi perdana menteri. Tapi menurutnya pengunduran diri Honcharuk tidak akan diterima. "Zelenskiy tidak ingin menyingkirkan Honcharuk," kata Fesenko.