REPUBLIKA.CO.ID, BATIPUH SELATAN -- Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) Rumainur mengatakan Nagari Padang Laweh Malalo kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar masih berpotensi terjadi banjir bandang susulan. BPBD menurut Rumainur menganalisis di hulu Sungai Muaro Buluh di lereng Bukit Patah Gigi masih terdapat genangan air atau embung yang rawan jebol andai hujan deras terus terjadi.
"Diperkirakan masih ada tumpukan air di atas (lereng Bukit Patah Gigi). Sehingga masih ada potensi banjir bandang susulan," kata Rumainur kepada Republika.co.id, Jumat (17/1).
Banjir bandang melanda Jorong Tanjuang Sawah Nagari Padang Laweh Malalo kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar sekitar pukul 05.00 WIB tadi. Banjir bandang ini mengakibatkan empat rumah warga rusak berat, tiga rumah rusak ringan, satu unit bangunan bengkel, satu warung, toko perabot, dan kantor PDAM rusak berat.
Selain itu banjir bandang, juga menyeret satu unit mobil honda Freed, satu unit sepeda motor, puluhan ekor ternak warga hanyut terbawa sampai ke Danau Singkarak. Hingga sore tadi menurut Rumainur tim BPBD masih meninjau kondisi air di lereng Bukit Patah Gigi.
Sebelumnya pemuda setempat menurut Rumainur sudah mengecek kondisi air di aliran Sungai Muaro Buluh sejak cuaca hujan dengan intensitas tinggi terjadi di Nagari Padang Laweh Malalo. Pemuda setempat kata dia sudah berupaya memperlancar aliran sungai agar tidak menumpuk dan mengakibatkan banjir bandang. Hanya saja kejadian banjir bandang tak dapat terelakan karena intensitas hujan terlalu tinggi sejak Kamis (16/1) sore sampai pagi tadi.
Wakil Bupati Tanah Datar Zuldafri Dharma mengimbau warga Padang Laweh Malalo agar selalu waspada terhadap kondisi cuaca. Bila hujan terjadi dalam durasi yang cukup lama, menurut Zuldafri, warga terutama yang di sekitar lokasi banjir bandang segera mengungsi ke tempat aman.
"Kami harap agar seluruh masyarakat selalu tingkatkan kewaspadaan dan hati-hati. Kalau tak penting sekali jangan bermalam atau bermukim di daerah-daerah yang defenisinya rawan bencana alam," ucap Zuldafri.