REPUBLIKA.CO.ID, Dalam melakukan sesuatu, tentu manusia tidak selalu menghadapi kelancaran. Ada pula hambatan-hambatan yang terjadi sehingga menghambat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Sebenarnya, apa yang membuat itu semua terjadi?
Mungkin, kita kurang mengevaluasi diri, atau yang sering dikenal dengan sebutan muhasabah. Padahal, Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kita akan hal ini saat beliau menghadapi kendala dan masalah dalam dakwahnya. Tetapi, beliau tanggap dan proaktif terhadap masalah yang ada dan selalu cerdas mencari solusi.
Dalam buku Kiat Hebat Public Relations ala Nabi Muhammad SAW karya Iqra’ Al Firdaus, menjelaskan bahwa sebuah sabda Nabi Saw mengisyaratkan bahwa evaluasi akan menentukan kesuksesan.
Seperti hadis riwayat Imam At Tirmidzi: “Orang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.”
Dari hadis tersebut menjelaskan, bahwa urgensi muhasabah (evaluasi diri) dalam menjalani kehidupan itu penting dilakukan oleh setiap orang.
Namun, secara luasnya, muhasabah diri tentu dapat menjadi petunjuk bagi hal di luar diri sendiri, seperti kegiatan dan pekerjaan yang dijalani.
Muhasabah dapat menunjukkan apa saja kesalahan yang dibuat seseorang sehingga bisa terjadi sebuah kegagalan. Tentu, dari kegagalan itulah seseorang bisa bangkit dan kembali memperbaiki langkahnya agar tidak gagal kembali.
Setelah itu, seorang Muslim akan menemukan strategi baru dalam berdakwah dan melakukan kegiatannya dalam berbuat baik. Jadi, jangan lelah untuk bermuhasabah dan mengoreksi diri dari kesalahan.