REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Rusia melancarkan serangan di Idlib di Suriah, pada Sabtu (18/1) waktu setempat. Serangan udara yang dilakukan menewaskan sedikitnya empat warga sipil di Idlib yang menjadi zona deeskalasi di Suriah barat laut, menurut sumber setempat.
Dilansir dari Anadolu Agency, Ahad (19/1), observatorium pesawat oposisi Suriah melaporkan pesawat-pesawat tempur Rusia menargetkan distrik Darat Izzah dan tiga area pertanian di sebelah barat Aleppo. Akibatnya, beberapa warga sipil tewas.
Badan Pertahanan Sipil setempat, White Helmets, menyampaikan serangan di area pertanian itu menewaskan empat orang dan melukai dua anak. Turki melalui pernyataannya pada 10 Januari mengakui bahwa gencatan senjata baru di Idlib diguncang oleh kekerasan.
Padahal, tindakan agresi sudah secara resmi dilarang, dan dijadwalkan akan dimulai setelah tengah malam pada Ahad 12 Januari. Secara terpisah sehari sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan gencatan senjata di wilayah tersebut mulai berlaku pukul 02.00 malam waktu setempat.
Namun, rezim dan kelompok-kelompok teroris yang didukung Iran melanjutkan serangan darat mereka meskipun ada gencatan senjata baru. Turki mendorong keras untuk dilakukannya gencatan senjata di Idlib setelah wilayah itu mengalami berbulan-bulan pemukulan oleh pasukan yang setia kepada rezim Bashar al-Assad dan sekutunya.
Rezim itu mengirim sekitar satu juta pengungsi sipil berbondong-bondong menuju perbatasan Turki. Selain itu, Turki dan Rusia sepakat pada September 2018 untuk mengubah Idlib menjadi zona deeskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Namun, lebih dari 1.300 warga sipil di sana telah tewas dalam serangan oleh rezim dan pasukan Rusia sejak itu, ketika gencatan senjata terus dilanggar. Lebih dari satu juta warga Suriah telah bergerak di dekat perbatasan Turki karena serangan hebat selama setahun terakhir.