Ahad 19 Jan 2020 15:48 WIB

PP Muhammadidyah: Kerajaan Fiktif adalah Penyakit Sosial

Kerajaan fiktif muncul salah satunya karena faktor ekonomi yang tak memuaskan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Warga memotret batu prasasti di sanggar cabang Keraton Agung Sejagad, Desa Brajan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2020).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warga memotret batu prasasti di sanggar cabang Keraton Agung Sejagad, Desa Brajan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad menanggapi maraknya kerajaan-kerajaan fiktif di tengah masyarakat. Dia mengatakan, munculnya fenomena tersebut berkaitan dengan penyakit sosial dikarenakan tidak adanya keseimbangan dalam masyarakat.

"Termasuk kerajaan fiktif adalah penyakit sosial. Mungkin diakibatkan oleh ketidaktahuan masyarakat atau karena ingin mencapai tujuan tertentu, apakah popularitas atau mencari kekayaan," ujar dia kepada Republika.co.id, Ahad (19/1).

Bisa juga, lanjut Dadang, karena capaian secara ekonomi kurang sukses sehingga mereka mengadakan sebuah cara yang dianggap sebagai solusi alternatif, yakni dengan membuat kerajaan khayalan itu.

PP Muhammadiyah, ujar dia, mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan bersabar jangan sampai mengadakan tindakan melanggar hukum

"Kepada pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. Dan kepada pemuka agama agar memberikan pencerahan yang mencerdaskan bagi umat sehingga tidak tergoda hal-hal yang melanggar hukum," tutur dia.

Sebelumnya, keberadaan "Keraton Agung Sejagat" di Purworejo, Jawa Tengah, telah membuat geger publik hingga berujung pada penetapan tersangka Totok Santosa dan Fanni Aminadia.

Penangkapan tersebut didasari atas alasan bahwa mereka terbukti melakukan tindakan pidana berupa penipuan. Sejumlah barang bukti disita, termasuk dokumen yang diduga dipalsukan pelaku.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan mengatakan pihaknya telah lama mendeteksi keberadaan Keraton Agung Sejagat di Purworejo dan Sunda Empire di Kota Bandung, yang membuat geger publik. BIN menyerahkan proses penyelidikan kasus tersebut ke pihak kepolisian.

"Itu kami sudah lama mendeteksinya, tetapi baru muncul (ramai)," ujarnya kepada wartawan selepas acara pelantikan PB e-Sports,di Hotel Kempinski, Jakarta, Sabtu (18/1).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement