Ahad 19 Jan 2020 23:33 WIB

Maskapai Penerbangan Teluk Masih Layani Rute Iran-Irak

Wilayah udara Iran penting bagi semua maskapai di Teluk.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Maskapai Penerbangan Teluk Masih Layani Rute Iran-Irak. Pesawat maskapai Emirates Airlines
Foto: OLLIE DALE/EMIRATES/AFP
Maskapai Penerbangan Teluk Masih Layani Rute Iran-Irak. Pesawat maskapai Emirates Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Konflik yang semakin memanas antara Amerika Serikat (AS) dan Iran tidak menghentikan maskapai penerbangan Teluk beroperasi di wilayah Iran serta Irak. Beberapa maskapai penerbangan Teluk seperti Qatar Airways, Emirates dan maskapai lainnya masih melintas di atas wilayah udara Iran dan Irak.

Wilayah Teluk merupakan pemberhentian transit utama untuk tujuan penerbangan ke Eropa dan Asia. Maskapai penerbangan Teluk telah tumbuh besar di tengah ketegangan regional dalam beberapa dekade terakhir.

Baca Juga

Wakil Presiden Senior, Operasi Komersial Teluk, Timur Tengah, dan Iran Emirates, Adil al-Ghaith mengatakan, mengubah rute penerbangan dapat mengeluarkan ongkos lebih besar. Terlebih, wilayah udara Iran sangat penting bagi maskapai penerbangan Teluk.

"Wilayah udara Iran penting bagi semua maskapai di wilayah ini," ujar al-Ghaith.

Al-Ghaith mengatakan, Emirates akan tetap melayani penerbangan 10 kota di Iran dan Irak. Selain itu, maskapai penerbangan tersebut tetap beroperasi di atas wilayah udara Iran dan Irak yang strategis menghubungkan antarnegara. Hal serupa juga dilakukan oleh Kuwait Airways dan Etihad Airways.

"Kami akan terus terbang ke Iran, karena Iran adalah negara yang sangat penting bagi kami. Iran adalah negara tetangga kami dan kami ingin melayani rakyat Iran," ujar Kepala Eksekutif Qatar Airways, Akbar al-Baker.

Qatar telah menjalin hubungan ekonomi cukup erat dengan Iran sejak 2017, ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan negara-negara Arab lainnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha dalam pertikaian diplomatik. Perusahaan penerbangan Qatar beralih ke wilayah udara Iran untuk menjaga rute operasionalnya yang terbang melalui hub Doha.

Pada saat yang sama, banyak maskapai penerbangan internasional lain yang telah mengalihkan rute penerbangan untuk menghindari wilayah udara Iran dan Irak termasuk Lufthansa, Air France, Singapore Airlines, dan Qantas. Bahkan, beberapa maskapai regional juga mengalihkan rute mereka.

Pengalihan rute itu terjadi setelah Ukraina International Airlines jatuh karena terkena tembakan rudal yang tidak disengaja oleh Iran setelah lepas landas. Insiden ini telah menewaskan seluruh penumpang serta awak pesawat.

Maskapai penerbangan Bahrain, Gulf Air telah mengalihkan rute penerbangan ke Eropa dari wilayah udara Irak. Pengalihan rute ini membuat perjalanan menjadi lebih lama dan menghabiskan banyak bahan bakar. Mereka harus mengisi bahan bakar di Arab Saudi dan Mesir.

"Kami ingin mengambil opsi paling aman sekalipun biayanya lebih mahal untuk jangka waktu tertentu. Kami masih bisa mengatasinya," ujar Wakil Kepala Eksekutif Gulf Air, Waleed Abdulhameed al-Alawi.

Regulator Uni Emirat Arab mengatakan kepada Emirates, Etihad, dan Air Arabia untuk mengevaluasi risiko jalur penerbangan di wilayah udara Iran dan Irak. Konsultan penerbangan independen John Strickland mengatakan, maskapai penerbangan Teluk tengah menghadapi tantangan besar dan harus mengambil risiko bisnis.

"Maskapai Teluk menghadapi tantangan besar tetapi itu tidak berarti bahwa risiko dapat diambil, bahkan jika itu menimbulkan kerusakan pada model bisnis," ujar Strickland.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement