Senin 20 Jan 2020 06:14 WIB

WeChat Pay Hadir di Indonesia, Ini Kata LinkAja

WeChat Pay sudah mengantongi izin dari Bank Indonesia

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Direksi LinkAja dalam media gathering di Kantor LinkAja, di Energy Building, Jakarta, Selasa (17/12).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Direksi LinkAja dalam media gathering di Kantor LinkAja, di Energy Building, Jakarta, Selasa (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja) mengaku tidak risau hadirnya perusahaan pembayaran elektronik WeChat. Perusahaan asal China ini telah melebarkan bisnisnya di Indonesia dan mengantongi izin dari Bank Indonesia.

Chief Marketing Officer LinkAja Edward K Suwignjo mengatakan kehadiran platform itu bukan masalah besar dari perusahaan. Sebab, masing-masing platform memiliki segmen garapan bisnis yang berbeda.

Baca Juga

"Kami selalu bilang bahwa spektrum payment itu lebar sekali dari lifestyle hingga daily essential. Kami selalu bilang kami masuk di daily essential, bukan lifestyle. Nah, sebagian besar pemain emang masuknya dari arah lifestyle dan segala macam tapi tempat kami, use case memang kebutuhan sehari-hari," ujarnya kepada wartawan akhir pekan kemarin.

Edward meyakini persaingan secara bisnis wajar dan pasti terjadi. Namun secara misi, seluruh pemain industri digital payment bersaing dengan uang tunai.

"Masing-masing memiliki kekuatan sendiri-sendiri, punya ekosistem sendiri-sendiri yang merupakan bagian dari pengembangan industri masing-masing. Bukan harus persaingan siapa menang siapa kalah. Masing-Plamasing punya pembedanya," ucapnya.

Sementara Direktur Operasi LinkAja Haryati Lawidjaja menambahkan pihaknya tak ingin fokus pada kompetitor. Namun, lebih kepada customer yang menjadi pangsa pasar LinkAja terutama meningkatkan kualitas pelayanan para penggunanya. 

“Jadi bukan ngomongin kompetitor, tapi fokus ke customer kita. Kita pengen user kita lebih aman dan nyaman bertransaksi. Semua layanan kita selama ini terus berkembang,” ujar Haryati.

Sementara ditanya soal kecemasan apabila WeChat membidik pasar digital dengan menebar promo, dirinya pun tak mau ambil pusing. Ia menekankan, LinkAja memiliki tujuan (goal) membantu pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan termasuk terkait non tunai termasuk pada masyarakat kelas menengah dan secara keseluruhan.

“Supaya kita bisa engange untuk memberi akses luas ke keuangan utamanya middle to the mass market termasuk di luar Jakarta,” ucapnya.

Hingga saat ini, jumlah pengguna terdaftar di aplikasi LinkAja ada lebih dari 40 juta pengguna.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement