REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Badan Keselamatan Transportasi Kanada (TSB) menyatakan, belum ada rencana pasti untuk mengunduh kokpit dan data penerbangan dari pesawat Ukraina. Namun demikian, Pemerintah Kanada juga menegaskan kembali tuntutannya, agar kotak hitam dan bukti lainnya dikirim ke Prancis atau Ukraina.
"Masih belum ada rencana pasti kapan dan di mana perekam pesawat akan diunduh dan dianalisis," Ujar TSB seperti dilansir Reuters, Senin (20/1).
Sementara itu, Iran juga diketahui sedang mencoba untuk menganalisis kotak hitam pada Ahad (19/1) kemarin. Pihaknya juga membantah laporan bahwa keputusan telah diambil untuk mengirim perekam ke Ukraina.
Menanggapi hal itu Menteri Luar Negeri Kanada, Francois-Philippe Champagne mengatakan, dia telah menulis pesan kepada rekannya di Iran, Mohammad Javad Zarif untuk mendesak agar kotak-kotak itu segera dikirim ke Ukraina atau Prancis.
"Keinginan masyarakat internasional adalah agar kotak hitam dikirim ke tempat mereka harus dikirim ... untuk memastikan kami memiliki keahlian teknis yang tepat ketika bukti dibuka," katanya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, yang meminta Iran untuk mengirim kotak hitam pesawat ke Prancis. Pasalnya, Perancis dinilai menjadi salah satu negara dengan kemampuan membaca data dari pesawat yang rusak dan perekam kokpit.
Meski belum ada pernyataan bahwa Iran akan mengirimkan kotak tersebut, TSB menyebutkan bahwa Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Iran cukup kooperatif dan membantu. Terlebih ketika militer Iran mengakui, penembakan dan jatuhnya pesawat tersebut merupakan sebuah kesalahan.
Seperti diketahui, sebanyak 176 orang tewas dalam kecelakaan pesawat itu. Di mana 57 di antaranya adalah warga negara Kanada.