REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAWI -- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan tidak akan melakukan boikot atas sikap India, Senin (20/1). Dia mengakui, Malaysia terlalu kecil untuk menanggapi penghentian impor minyak kelapa sawit yang dilakukan oleh India.
"Kami terlalu kecil untuk mengambil tindakan pembalasan. Kita harus menemukan cara dan sarana untuk mengatasinya," kata Mahathir.
India merupakan pembeli minyak nabati terbesar di dunia dan menjadi pasar impor utama Kuala Lumpur sejak 2014. Tahun lalu saja, India membeli 4,4 juta ton minyak sawit dari Malaysia, terhitung 24 persen dari seluruh ekspor minyak sawit negara itu.
Pada bulan ini, New Delhi memutuskan untuk menghentikan impor minyak sawit dari Malaysia setelah komentar Mahathir yang mengkritik atas kebijakannya tentang Kashmir. Pemerintah India menarik otonomi khusus Kashmir tahun lalu dan memperketat cengkeramannya di wilayah itu.
India memutuskan menutup akses internet dan menahan para aktivis dan politisi. Mahathir pun menyinggung bahwa India yang mayoritas Hindu menyerbu dan menduduki negara Jammu dan Kashmir beberapa waktu lalu.
Pernyataan ini membuat India geram dan memutuskan memboikot impor kelapa sawit kepada Malaysia. Beberapa hari lalu Menteri Malaysia yang bertanggung jawab atas minyak sawit Teresa Kok menyatakan, Malaysia sedang berbicara dengan pemerintah India dan para pejabat perdagangan dalam upaya untuk menyelesaikan kekhawatiran atas pembatasan impor New Delhi.