Senin 20 Jan 2020 17:40 WIB

Investor Asal Eropa Siap Biayai Replanting Perkebunan Karet

Replanting sudah dicanangkan sejak 2017, tetapi belum terealisasi karena minim dana.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Buruh tani melakukan penyadapan getah dari pohon karet di perkebunan Desa Gandasoli, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (5/12). Ketua Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Aziz Pane mengungkapkan, terdapat bank asal Eropa yang tertarik membiayai replanting atau peremajaan perkebunan karet Indonesia.
Foto: Raisan Al Farisi/Antara
Buruh tani melakukan penyadapan getah dari pohon karet di perkebunan Desa Gandasoli, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (5/12). Ketua Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Aziz Pane mengungkapkan, terdapat bank asal Eropa yang tertarik membiayai replanting atau peremajaan perkebunan karet Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Aziz Pane mengungkapkan, terdapat bank asal Eropa yang tertarik membiayai replanting atau peremajaan perkebunan karet Indonesia. Hanya saja, ia masih enggan menyebutkan namanya. 

"Sekarang kami baru dapat investor, ada bank dari Eropa yang mau membiayai seluruh replanting asal dia dapat kayunya," kata Aziz kepada wartawan di Jakarta, Senin, (20/1).

Baca Juga

Perlu diketahui, replanting perkebunan sawit telah dicanangkan pemerintah sejak 2017. Tujuannya, memperbaiki kualitas industri karet dalam negeri. 

Aziz menjelaskan, selama ini program tersebut belum terealisasi, sebab dana pemerintah terbatas. Maka pemerintah berencana melakukan replanting lewat pendanaan dari hasil penjualan kayu pohon karet, hasil penjualan itu nantinya digunakan pula untuk menyejahterakan petani.

"Replanting itu masalahnya kan kalau petani potong (tebang pohon) dia tetap harus makan. di situ mahalnya, social cost-nya," tutur dia. 

Pria yang juga menjabat Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) tersebut menjelaskan, investor kali ini siap membiayai seluruh replanting. Syaratnya, seluruh kayu menjadi milik mereka. 

"Orang Eropa ini ambil kayunya, dia bayar, lalu dia jadikan seperti bubuk kayu," kata Aziz. Ia menambahkan, tidak lama lagi investor itu akan datang ke Indonesia. 

Sampai 2019, Indonesia tercatat memiliki perkebunan karet seluas 3,4 juta hektare. Diperlukan sekitar 20 persen sampai 30 persen perkebunan karet supaya bisa dilakukan replanting.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement