Selasa 21 Jan 2020 00:01 WIB

Joserizal Jurnalis, Mengenang Nyali Pahlawan Kemanusiaan (2)

Joserizal Jurnalis salah seorang penggagas pembangunan RS Indonesia di Gaza.

Keluarga dan kerabat menghadiri prosesi pemakaman pendiri lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) Joserizal Jurnalis di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Senin  (20/1)).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Keluarga dan kerabat menghadiri prosesi pemakaman pendiri lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) Joserizal Jurnalis di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Senin (20/1)).

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Fuji E Permana / Wartawan Republika.co.id

Joserizal menikah dengan Dian Susilawati kemudian dikaruniai tiga orang putra dan putri, yakni Aisha, Nabila dan Saladin. Di mata anak-anaknya, aktivis dan pahlawan kemanusiaan ini menjadi pemimpin keluarga yang baik.

Baca Juga

Saladin Sean Jurnalis (22 tahun) putra Joserizal menyampaikan, ayah adalah seorang Dokter sekaligus pemimpin yang sangat luar biasa bagi keluarga. Di lingkungan organisasi, ayah juga menjadi pemimpin bagi sahabat-sahabatnya.

"Terkadang beliau (Joserizal) akan lebih peduli terhadap orang lain daripada kesehatannya sendiri, sering kali ayah saya begitu," kata Saladin mengenang sosok ayahnya.

Saladin juga bercerita tentang prinsip hidup ayahnya. Dia mengatakan bahwa ayahnya tidak memandang latar belakang orang-orang yang ditolongnya. Siapapun mereka dan apapun latar belakang mereka, bila membutuhkan pertolongan maka harus ditolong. 

"Prinsip beliau (Joserizal) soal kemanusiaan terutama, tidak pandang siapa yang akan ditolong, tidak pandang agamanya, rasnya, kelompok politik atau apapun, karena siapa saja yang membutuhkan pertolongan harus ditolong, salah satu (pesannya) itu," ujarnya.

Joserizal juga pernah berpesan kepada putra dan putrinya agar mengejar pendidikan setinggi mungkin. Sebab suatu saat nanti hasil belajar tersebut akan berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

Henry sebagai sahabat seperjuangan Joserizal di MER-C juga mengungkapkan bahwa dirinya banyak belajar dari putra akademisi Jurnalis Kamil dan Zahara Idris. Suatu ketika Joserizal menyampaikan gagasannya untuk memindahkan rekening bantuan dari bank konvensional ke bank syariah ketika perbankan syariah belum terkenal seperti sekarang.

"Hen, kalau bukan kita yang patuh kepada ulama, siapa lagi? Itulah kalimat ampuh, saya tentu tidak bisa menolak kalau sudah seperti itu," ujar Henry meniru perkataan Joserizal yang ingin mematuhi anjuran ulama untuk beralih ke bank syariah.

Henry juga mengungkapkan pesan dan prinsip Joserizal yang belum banyak diketahui orang. Almarhum punya prinsip segera membantu para ulama jika mereka membutuhkan pertolongan medis. Henry mengaku sangat banyak belajar dari sosok aktivis kemanusiaan ini tentang adab menghormati orang tua, guru dan ulama.

Mengantar Kepulangan Joserizal

Suasana duka menyelimuti Pondok Silaturrahim di Cibubur, Bekasi, Jawa Barat pada Senin (20/1) pagi. Seorang jenzah yang semasa hidupnya menebar kebaikan terbaring di dalam Pendopo Silaturrahim.

Keluarga, masyarakat, para tokoh masyarakat, ulama, pejabat pemerintah dan aktivis kemanusiaan berkumpul dan melaksanakan shalat jenazah beberapa kali di pendopo. Satu persatu karangan bunga dan ucapan duka cita serta doa datang ke pendopo sebagai ungkapan duka cita atas kepulangan aktivis dan pahlawan kemanusiaan.

Menjelang tengah hari, jenazah dishalatkan kembali di Masjid Silaturrahim. Ratusan masyarakat ikut melaksanakan shalat jenazah untuk mengantarkan kepulangan Joserizal ke pangkuan Ilahi. Setelah melaksanakan shalat Dzuhur dan shalat jenazah, ratusan orang mengantarkan almarhum dikebumikan di pemakaman umum Pondok Rangon, Jakarta.

Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK) turut hadir den menshalatkan jenazah sang aktivis kemanusiaan. Di mata JK, Joserizal adalah orang yang luar biasa dan selalu semangat ketika membantu orang-orang di daerah konflik yang medannya sulit. Seperti saat konflik di Ambon, Poso, Afghanistan dan tempat-tempat lainnya.

"Joserizal adalah pekerja yang hebat, yang berani, tidak ada orang yang mau kerja di daerah konflik kalau tidak berani," kata JK kepada Republika usai melakukan shalat jenazah di Pendopo Silaturrahim, Senin (20/1).

JK mengatakan, pendiri MER-C ini banyak amal ibadahnya. Joserizal selalu membantu sesama dan orang-orang yang kesulitan meski medan serta kondisnya berbahaya.

Bagi Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, sosok Joserizal adalah orang yang banyak jasanya di bidang kemanusiaan. Din mengungkapkan bahwa sangat tahu prakarsa baik Joserizal bersama sahabat-sahabatnya di MER-C membela manusia di Palestina dan Myanmar serta tempat-tempat lainnya. 

"Kepergian almarhum Dokter Joserizal Jurnalis bukan hanya kehilangan bagi keluarga, bagi keluarga sekampung, bagi MER-C, tapi juga bagi umat Islam Indonesia, dunia Islam dan dunia kemanusiaan," kata Din saat menyampaikan ceramah sebelum melaksanakan shalat jenazah di Masjid Silaturrahim, Cibubur, Bekasi.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) ini mengatakan, sudah sepatutnya kepergian almarhum dijadikan pelajaran agar bisa melahirkan banyak sosok seperti Joserizal. Umat dan bangsa ini membutuhkan figur seperti Joserizal. Karena itu, marilah generasi penerus umat dan bangsa bertekad untuk melahirkan kembali sosok-sosok Joserizal yang baru.

Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto mewakili Kementerian Kesehatan menyampaikan duka cita yang mendalam. Menkes mengatakan, Joserizal adalah sosok yang pantas dijadikan panutan dan suri teladan dalam perjuangan memperjuangkan kemaslahatan umat.

"Saya berharap (almarhum) mendapat tempat terbaik dan keluarganya diberi kekuatan serta perlindungan, saya yakin amal ibadah beliau pasti diterima (Allah)," ujarnya saat melakukan takziyah di Pondok Silaturrahim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement