Senin 20 Jan 2020 21:41 WIB

Ketua BPPKB: Anggota Kita Awalnya Digebukin PP

Anggota BPPKB diserang oleh PP di Bojong Gede Kabupaten Bogor.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana di depan Kantor MPC Pemuda Pancasila, Kota Bogor, Senin (20/1).
Foto: Istimewa
Suasana di depan Kantor MPC Pemuda Pancasila, Kota Bogor, Senin (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Badan Pembinaan Potensi Keluarga Besar (BPPKB) Banten, Kabupaten Bogor Enung Sutisna mengungkapkan awal kejadian bentrok antara BPPKB dan Pemuda Pancasila (PP) yang berlanjut di Kota Bogor. Awalnya, Enung menjelaskan, anggotanya diserang oleh PP di Bojong Gede Kabupaten Bogor.

"Bermula dari kejadian anggota BPPKB Bojong Gede digebugin sama rombongan PP," kata Enung Kepada Republika, Senin (20/1).

Baca Juga

Enung menjelaskan, kejadian tersebut telah selesai secara damai. Namun bentrok yang terjadi di Kota Bogor, Enung mengaku tak mengetahui secara pasti kejadian tersebut. "Sudah selesai damai di Polsek Bojonggede entah kenapa bisa terjadi di bge kota tanah sareal," katanya.

Disinggung terkait perkembangan saat ini, dia mengungkapkan, belum mengetahui secara pasti. Pasalnya, Enung mengaku sedang kurang enak badan. "Belum monitor. saya lagi kurang sehat belum turun ke TKP (Tempat Kejadian Perkara)," ungkapnya.

Sebelumnya, Kapolresta Bogor Kota Kombes Hendri Fiuser menjelaskan bentrok antara BPPKB dan PP terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Dia menjelaskan, bentrok telah terjadi di Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor.

"Sebenarnya itu sudah kita antisipasi namun karena kita menghalau kedua belah pihak, ditengah jalan mereka bertemu, ini buntut daripada masalah yang berkembang sebelumnya di Bojong Gede," kata Hendri.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement