Senin 20 Jan 2020 23:55 WIB

Pemerintah Swiss Ambil Alih Pengelolaan Masjid Terbesar

Pengambilalihan pengelolaan masjid untuk meminimalkan ekstremisme.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid Jenewa, Swiss yang merupakan pusat masjid terbesar di Swiss.
Foto: Dok Istimewa
Masjid Jenewa, Swiss yang merupakan pusat masjid terbesar di Swiss.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Pengelolaan masjid terbesar di Jenewa, Swiss kini diambil alih pemerintah Swiss. Langkah ini diambil agar tidak terjadi kontroversi 

Dilansir di swissinfo.ch, Senin (20/1) baik manajemen dan pembiayaan masjid yang terletak di Petit Saconnex nantinya dipastikan merupakan Muslim warga Swiss. Pendanaan masjid bisa berasal dari sumbangan jamaah masjid atau pribadi.   

Baca Juga

"Sudah waktunya untuk menyerahkan masjid di Jenewa ke Dewan Eksekutif Swiss, yang representatif bersama presiden terpilih. Masjid kini diintegrasikan ke dalam demokrasi Swiss," Mohammad bin Abdul Karim Al-Issa, Sekretaris Jenderal  Liga Dunia Muslim Arab Saudi ( MWL).

Sejak 2017 masjid telah menarik perhatian dari otoritas Prancis dan Swiss atas kemungkinan hubungan dengan ekstrimis.  Sehingga MWL bersama pemerintah melakukan tindakan akan hal tersebut. 

“Terutama karena alasan keamanan. Kita harus memastikan bahwa masjid ada di tangan yang aman, tentu saja. Setelah itu kita tidak perlu campur tangan," jelas dia.

Mantan menteri kehakiman Saudi juga mengatakan sebelumnya masjid ini dikelola oleh Yayasan Kebudayaan Islam Jenewa atas permintaan MWL. Nantinya yayasan ini akan tetap ada sebagai entitas terpisah dengan fokus pada dialog antara agama-agama, baik di Swiss dan di luar negeri.

Menurut dia selama ini tiga tujuan penting belum tercapai di masjid.  “Masjid seharusnya menjadi pemersatu. Perwakilan dari agama lain seharusnya bisa mengandalkannya. Dan akhirnya, tempat ibadah tidak harus terus menjadi subjek keprihatinan dan perdebatan. Jadi alih-alih menutupnya, kami memberikannya kepada semua orang. Itu solusi yang lebih baik, bukan? ”, jelas dia.

Pada akhir 2017, empat karyawan masjid dipecat dan manajemen berubah setelah Al-Issa mengunjungi masjid tersebut. Keempat karyawan Prancis, termasuk dua imam, dilaporkan telah tercatat oleh pejabat Prancis pada daftar hitam yang dikenal sebagai "Fiche S". Ini merupakan catatan untuk individu yang dianggap berpotensi mengancam keamanan nasional Prancis.  

Pada 2015,  Tribune de Genève melaporkan  bahwa 20 ekstremis muda telah menghadiri masjid tersebut selama beberapa bulan, dua di antaranya diduga melakukan perjalanan ke Suriah.  

Pembangunan masjid sebelumnya dibiayai Arab Saudi. Masjid ini diresmikan pada 1978 oleh mantan raja Saudi Khalid bin Abdulaziz dan merupakan yang terbesar di Swiss, mampu menampung 1.500 jemaah. Sejak dibangun MWL telah menjamin sebagian besar keuangan masjid.n Ratna Ajeng Tejomukti

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement