REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Kepala tim ahli Pemerintah Cina pada Senin mengumumkan adanya kasus pertama penularan virus corona jenis baru antarmanusia. Perkembangan ini sekaligus memantik kekhawatiran akan semakin mudah dan luasnya penyebaran penyakit pneumonia berat yang disebabkan oleh novel coronavirus (nCov).
Dikuitip dari media pemerintah, seperti dilansir AP, Ketua Tim, dr Zhong Nanshan, mengungkapkan, dua orang di Provinsi Guangdong di selatan Cina terinfeksi virus nCov dari anggota keluarganya. Sementara itu, menurut pemberitaan koran China Daily, beberapa petugas medis dilaporkan juga positif mengidap pneumonia berat terkait virus corona yang telah bermutasi itu.
Pengumuman pada tengah malam itu sekaligus menjelaskan faktor yang memicu kenaikan tajam dalam jumlah korban virus nCov. Kasus yang terkonfirmasikan sudah lebih dari 200.
"Wabah pneumonia akibat infeksi virus corona jenis baru yang terjadi belakangan ini di Wuhan dan daerah lainnya harus ditangani dengan serius," kata Presiden Xi Jinping dalam pernyataan publik perdananya terkait krisis ini.
Xi juga menyerukan agar semua pihak mendahulukan nyawa dan kesehatan masyarakat di atas segalanya. Pernyataan itu disiarkan oleh stasiun TV pemerintah, CCTV, dalam program berita malam yang tayang pukul 19.00 waktu setempat.
Otoritas kesehatan Wuhan pada Senin mengungkapkan kasus infeksi virus corona jenis baru menjadi 198 kasus. Tiga pasien tak terselamatkan.
Otoritas di daerah lain juga telah mengonfirmasikan temuan kasus serupa untuk pertama kalinya. Lantas, lima orang di Beijing dan 14 orang di Guangdong juga terdiagnosis penyakit yang sama, menurut laporan CCTV pada Senin malam. Tujuh orang diduga mengidap pneumonia misterius itu di belahan Cina lainnya, termasuk di Provinsi Sichuan dan Yunnan serta di Shanghai.