Selasa 21 Jan 2020 06:16 WIB

PBB Cemaskan Kondisi Hidup Masyarakat Palestina

Masyarakat internasional diminta bantu proses penyelesaian konflik Palestina Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
PBB Cemaskan Kondisi Hidup Masyarakat Palestina. Kelurga Hamouda Abu Amra berkumpul mengelilingi api unggun untuk mengusir dingin tidak jauh dari kediaman mereka yang  di Khan Younis, selatan Jalur Gaza. Bangunan 5 lantai yang dihuni 19 jiwa itu hancur dibombardir serangan udara Israel November tahun lalu.
Foto: Hatem Moussa/AP
PBB Cemaskan Kondisi Hidup Masyarakat Palestina. Kelurga Hamouda Abu Amra berkumpul mengelilingi api unggun untuk mengusir dingin tidak jauh dari kediaman mereka yang di Khan Younis, selatan Jalur Gaza. Bangunan 5 lantai yang dihuni 19 jiwa itu hancur dibombardir serangan udara Israel November tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan Ursula Mueller mengaku mencemaskan kondisi hidup masyarakat Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Hal itu dia sampaikan setelah melakukan kunjungan selama enam hari ke Israel dan wilayah Palestina.

"Kunjungan saya membuat saya khawatir. Tantangan di sini sangat besar, tapi langkah-langkah positif baru-baru ini, bersama dengan orang-orang luar biasa yang saya temui, memberi saya harapan ada peluang untuk perbaikan," kata Mueller, dikutip laman kantor berita Palestina WAFA, Senin (20/1).

Baca Juga

Dia menegaskan kembali komitmen PBB mengatasi kebutuhan kemanusiaan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki. Terkait hal itu, dia meminta masyarakat internasional turut berkontribusi.

"Sampai ada solusi politik yang layak (untuk konflik Israel-Palestina), sangat penting bagi masyarakat internasional terus memberikan dukungan secara konsisten dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Palestina yang paling rentan. Negara anggota (PBB) harus terus mendukung bantuan kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat," ujar Mueller.

Ia pun meminta masyarakat internasional membantu proses penyelesaian konflik Israel-Palestina. "Mereka harus bekerja untuk menghidupkan kembali dialog politik yang kuat dan mempromosikan solusi jangka panjang guna mengatasi akar penyebab krisis ini," ucapnya.

Selama kunjungannya, Mueller bertemu beberapa pejabat Palestina, seperti Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh dan Direktur Jenderal Pertahanan Sipil Palestina Mayor Jenderal Yousef Nassar. Dia pun menemui masyarakat Palestina yang paling rentan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Mueller juga berkunjung ke Gaza. Dia menyempatkan diri menengok kondisi rumah sakit di sana dan mencermati dampak blokade yang telah berlangsung selama sekitar 13 tahun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement