Selasa 21 Jan 2020 06:43 WIB

3.771 Orang Masuk Islam pada 2019 di Dubai

Dubai memiliki berbagai layanan untuk orang yang masuk Islam atau mualaf.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
3.771 Orang Masuk Islam pada 2019 di Dubai Masjid Al-Wasl, Dubai.
Foto: Flickr.com
3.771 Orang Masuk Islam pada 2019 di Dubai Masjid Al-Wasl, Dubai.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pusat Mohammed Bin Rashid untuk Kebudayaan Islam pada Departemen Urusan Islam dan Kegiatan Amal di Dubai (IACAD) mengumumkan 3.771 orang menjadi mualaf atau memeluk Islam pada 2019. Hal itu diumumkan oleh lembaga ini sebagai bagian dari komitmennya mempromosikan nilai-nilai Islam yang toleran di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Direktur Pusat Budaya Islam Mohammed Bin Rashid, Hind Mohammed Lootah, mengatakan lembaga ini terus berupaya menyebarkan budaya Islam dan nilai-nilai kemanusiaan di antara masyarakat. Kesadaran yang meningkat di antara penduduk telah menyebabkan peningkatan jumlah mualaf dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga

Lootah melaporkan, pusat tersebut memungkinkan para mualaf belajar lebih banyak tentang toleransi dalam Islam. Hal demikian akan meningkatkan aspek keagamaan dan sosial dari perjalanan baru mereka.

Kepala Seksi Kepedulian Mualaf, Hanaa Abdullah Al Jallaf, mengatakan pusat ini menyediakan beberapa layanan kepada mualaf. Mereka memberikan layanan dimulai dengan dukungan finansial dan emosional dalam kerja sama dengan pihak berwenang terkait di negara itu.

Al Jallaf mengungkapkan, dalam dukungan keuangan, pihaknya bekerja sama dengan Zakat Fund of Abu Dhabi dan mematuhi standar dan ketentuan yang berlaku. Selain itu, pusat tersebut juga memfasilitasi prosedur pernikahan bekerja sama dengan Pengadilan Dubai.

Al Jallaf menegaskan kembali keinginan pusat meningkatkan dan menyederhanakan prosedur untuk memberikan layanan kepada mualaf. Orang yang ingin memeluk Islam dapat mengajukan diri melalui pengajuan daring melalui portal Smart Services.

Aplikasi-aplikasi ini termasuk penerbitan sertifikat Pindah agama ke Islam untuk Mualaf atau sertifikat untuk mualaf anak-anak sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Di samping itu, ada arsip yang sesuai dengan hukum dan standar yang berlaku, serta pengawasan perpindahan agama ke Islam di dalam dan di luar pusat tersebut dalam koordinasi dengan otoritas terkait.

Tidak hanya itu, ia menambahkan, pusat ini juga menyediakan pakaian Idul Fitri dan Ramadhan Mir bagi para mualaf. Mereka melakukannya dengan berkoordinasi dengan otoritas terkait.

Selain itu, pusat ini menyelenggarakan perjalanan umrah setiap tahun untuk mualaf dari berbagai negara. Kegiatan demikian dilakukan guna mengintegrasikan mereka ke dalam komunitas dan mempromosikan keragaman budaya. Semua kegiatan demikian dilakukan di bawah pengawasan Bagian Kepedulian Mualaf dan Kantor Urusan Haji dan Umrah di IACAD.

Dia juga menyebutkan pusat tersebut bekerja menyediakan panel diskusi psikologis serta pelajaran bagi mualaf. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran agama akan nilai-nilai dan praktik Islam.

Pusat Budaya Islam Mohammed Bin Rashid memiliki keragaman budaya dengan lebih dari 12 bahasa yang digunakan. Pernyataan proses Islam atau syahadat itu dilakukan berkoordinasi dengan sembilan pusat Islam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement