Selasa 21 Jan 2020 11:38 WIB

Gunungkidul Vaksin 11.616 Hewan Ternak

Vaksin antraks dilakukan di tiga kecamatan yang terpapar antraks

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan vaksin dan pemberian antibiotik terhadap 11.616 ekor hewan ternak (Foto: petugas mempersiapkan vaksin antraks di Gunungkidul)
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan vaksin dan pemberian antibiotik terhadap 11.616 ekor hewan ternak (Foto: petugas mempersiapkan vaksin antraks di Gunungkidul)

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan vaksin dan pemberian antibiotik terhadap 11.616 ekor hewan ternak. Pemberian vaksin ini dilakukan di tiga kecamatan yang terpapar antraks.

"Saat ini, fokus pemberian vaksin dan pemberian antibiotik di tiga kecamatan yang terpapar antraks supaya tidak meluas," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul, Bambang Wisnu Broto, di Gunung Kidul, Selasa (21/1).

Baca Juga

Ia mengatakan, pemberian antibiotik dibagi dalam dua zona, yakni zona merah dan zona kuning. Zona merah untuk Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, sapi sebanyak 579 ekor, dan kambing 1.458 ekor.

Zona kuning Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong, antibiotik dan vaksin diberikan terhadap 2.500 ekor sapi dan 2.000 ekor kambing. Kemudian di Desa Dapayu, Kecamatan Semanu, diberikan terhadap 335 ekor sapi, 803 ekor kambing.

Zona kuning berikutnya Desa Semanu, dan Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu. Desa Semanu sebanyak 825 ekor sapi, dan 1.805 ekor kambing. Sementara, desa Ngeposari sebanyak 552 ekor sapi, dan 759 ekor kambing.

"Setelah dilakukan pemberian antibiotik dua minggu setelahnya baru diberikan vaksin. Setelah dua puluh hari dari pemberian vaksin, hewan baru boleh keluar dari lokasi endemis," kata Bambang.

Ia mengatakan, pihaknya juga mengajukan anggaran vaksin, obat-obatan, alat pelindung diri, termasuk Komunikasi Informasi Dan Edukasi (KIE). Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan pengaturan lalu lintas ternak untuk mencegah hewan di lokasi endemik tidak keluar terlebih dahulu untuk sementara.

"Iadi dari data kami dari data sejak Desember, yang terpapar hanya di Dusun Ngrejek," katanya.

Bambang mengatakan, DPP juga akan membangun kolam pembersihan yang berisi disinfektan di dua pasar hewan besar, yakni Siyono dan Semanu. Harapannya dengan adanya kolam ini bisa meminimalisir penyebaran bakteri antraks dan penyakit hewan lainnya.

"Kami sedang menyusun anggaran vaksin, nanti diajukan. Termasuk susun kebutuhan anggaran pembangunan kolam pembersihan di pasar hewan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement