Selasa 21 Jan 2020 11:38 WIB

Mantan Pejabat OMA Ditunjuk Duterte untuk Otonomi Bangsamoro

Bangsamoro merupakan kawasan otonom Muslim Mindanao sejak tahun lalu.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menunjuk mantan direktur eksekutif Kantor Urusan Muslim (OMA) Ali Sangki untuk pemerintahan Otonomi Bangsamoro
Foto: Linus Escandor/Pool Photo via AP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menunjuk mantan direktur eksekutif Kantor Urusan Muslim (OMA) Ali Sangki untuk pemerintahan Otonomi Bangsamoro

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Mantan direktur eksekutif Kantor Urusan Muslim (OMA) Ali Sangki diangkat sebagai anggota pemerintah sementara dari Wilayah Otonomi Bangsamoro. Bangsamoro merupakan kawasan otonom Muslim baru di Muslim Mindanao yang dibentuk Presiden Fipilina Rodrigo Duterte tahun lalu.  

Dengan pengangkatan Sangki, komposisinya menjadi 79 anggota dari 80 anggota yang disyaratkan Undang-undang Organik Bangsamoro. Dilansir di Rappler, Selasa (21/1), nama Sangki muncul dalam daftar penunjukkan presiden yang baru yang dikirim Malacanang ke media pada Senin (20/1). Sangki melengkapi 39 calon anggota pemerintahan untuk Otoritas Transisi Bangsamoro.  

Baca Juga

Surat pengangkatan menunjukkan Sangki mengambil sumpahnya di hadapan Duterte pada 8 Januari lalu. Sementara dokumen pengangkatannya dirilis pada 14 Januari 2020. 

Sebelum bergabung dengan Otoritas  Transisi Bangsamoro (BTA), Sangki memegang beberapa posisi di pemerintahan. Dia menjabat sebagai wakil menteri dan direktur eksekutif OMA yang kini tidak berfungsi dari 2007 hingga 2010. OMA merupakan pendahulu dari Komisi Nasional Muslim Filipina.  

Sangki juga menjabat sebagai chief executive officer dari Al-Amanah Investment Islamic Bank of Philippines dari 2005 hingga 2007. Dari 1992 hingga 2002, dia adalah anggota dewan provinsi untuk Distrik ke-2 di Maguindanao dan menjadi manajer Departemen untuk Otoritas Pengembangan Filipina Selatan dari 1975 hingga 1992. Sangki juga merupakan ayah dari Gubernur Maguindanao saat ini, Mariam Mangudadatu.  

Satu kursi terakhir, dari total 80 target anggota BTA, 41 dicalonkan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan disetujui oleh Duterte, sementara pemerintah mencalonkan 39 sisanya. 

Ketika nama-nama putaran pertama anggota BTA dirilis pada Maret 2019 lalu, pemerintah sementara Bangsamoro mencapai 76, dan Duterte tidak dapat menyebutkan empat anggota saat itu.

Sejak itu, dua anggota BTA yang ditunjuk MILF telah meninggal dunia, yakni pemimpin MILF Ghazali Jaafar dan pengacara Abdul Dataya. Jaafar yang merupakan Ketua BTA meninggal pada usia 76. Putra Jaafar, Mudjib Abu, kemudian mengambi alh kursi ayahnya pada Mei 2019. 

Ketua MILF, Al-Hajj Murad Ebrahim, dilantik sebagai menteri utama pemerintah sementara di Bangsamoro pada 22 Februari 2019. Ebrahim sebelumnya mengatakan kepada Rappler, bahwa MILF telah menunjuk Abdullah Hashim, keponakan dari Dataya dan anak tertua pendiri MILF Hashim Salamat, untuk mengambil alih kursi terakhir dalam pemerintahan sementara. Hashim Salamat adalah ketua pendiri MILF dan kepala spiritual. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement