REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Target tanam padi di Kabupaten Sukabumi belum tercapai dalam periode Oktober 2019 hingga Maret 2020. Sebab hingga kini curah hujan belum merata khususnya di daerah selatan Sukabumi seperti Pajampangan.
"Sampai bulan Januari 2020, dari target 83 ribu hektare tanam baru kecapai 58 hektare atau tersisa 25 ribu hektare lagi,’’ ujar Kepala Dina Pertanian Kabupaten Sukabumi Sudrajat kepada Republika, Selasa (21/1). Harapannya pada akhir Januari ini luasan target tanam bisa tercapai karena curah hujan mulai tinggi.
Menurut Sudrajat, belum tercapainya target karena seharusnya pada Oktober 2019 hujan sudah turun namun ternyata tidak sesuai prediksi. Di mana hujan mulai masuk pada Desember 2019.
Namun kata Sudrajat, intensitas hujan belum merata terutama di daerah selatan khususnya Pajampangan. Hal ini karena meskipun di wilayah utara Sukabumi turun hujan namun di wilayah selatan belum tentu turun hujan. Apalagi di selatan Sukabumi lahan pertaniannya adalah sawah tadah hujan.
Oleh karena itu lanjut Sudrajat, petani diminta untuk tanam dulu daripada menunggu hujan yang merata karena cukup lama. Upaya ini untuk mendorong pencapaian target tanam padi di wilayah Sukabumi.
Sebelumnya, sejumlah petani di selatan Kabupaten Sukabumi masih belum mulai menanam padi. Pasalnya saat ini wilayah tersebut baru diguyur hujan dan pasokan air belum cukup banyak.
"Daerah selatan seperti Surade baru mulai turun hujan,’’ ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan. Sehingga pasokan air untuk mengairi areal pertanian masih belum mencukupi untuk areal pertanian.
Seperti diketahui ungkap Sahlan, sebagian besar areal pertanian di selatan adalah sawah tadah hujan. Di mana lahan tersebut sangat tergantung dengan turunnya hujan.
Kondisi ini kata Sahlan, menyebabkan para petani belum berani menanam padi. Sebab hal bila memaksakan menanam, maka akan petani khawatir pada gagal panen akibat kesulitan sarana pengairan.
Akibatnya lanjut Sahlan, kini para petani masih menunggu turunnya hujan yang merata. Hal itu akan meningkatkan debit air yang mengairi areal pertanian. "Kami berdoa semoga hujan bisa merata,’’ imbuh dia.
Sahlan menuturkan, pada musim kemarau lalu mayoritas sudah beralih menanam tanaman palawija seperti semangka. Peralihan ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak kekeringan akibat kemarau yang terasa di selatan Sukabumi.