REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Berdikari (Persero) berencana untuk membangun infrastruktur kandang ayam untuk pengembangan budi daya bibit ayam galur murni atau grand parent stock (GPS) serta ayam indukan atau parent stock (PS). Rencana pembangunan itu lantaran selama ini perseroan harus menyewa kandang untuk pengembangan budi daya ayam.
Rencana bisnis itu disampaikan Pelaksana Tugas Direktur Utama Berdikari, Oksan Panggabean dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR di Jakarta, Selasa (21/1). Oksan menjelaskan, hingga saat ini perseroan memiliki unit pengembangan bibit GPS yang berlokasi di Pasuruan dan Tasikmalaya. Dua unit pengembangan itu beroperasi dengan mekanisme sewa kandang dengan kapasitas tampung populasi masing-masing 18 ribu ekor.
Selain itu, kata Oksan, Berdikari juga memiliki unit pengembangan ayam indukan atau parent stock. Terdapat tiga unit yakni di Sukabumi dengan populasi 25 ribu ekor, Ciamis 90 ribu ekor, serta Malang 100 ribu ekor. Karenanya, infrastruktur kandang milik perusahaan diperlukan untuk membantu kelancaran bisnis.
"Kami berencana memiliki kandang sendiri karena sejauh ini kami pakai dengan mekanisme sewa dan ini tentunya berdampak pada biaya produksi," kata Oksan.
Di tingkat hilir, Oksan menyatakan, Berdikari pada tahun 2020 ini juga siap untuk membangun infrastruktur Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU). Rencana bisnis itu telah dimatangkan sejak tahun lalu dan akan dieksekusi tahun ini.
Untuk menjaga stabilitasi operasional RPHU tersebut, perseroan akan menyerap produksi ayam broiler final stock dari peternak yang menjadi mitra perusahaan. Selain itu, tentu produksi ayam dari unit pengembangan yang dimiliki sendiri juga akan diserap oleh RPHU milik berdikari.
"Hasil dari RPHU kami akan dipasarkan ke industri hotel, restoran, dan katering serta pasar karkas," katanya.
Meski demikian, Oksan belum merinci berapa besar investasi yang dibutuhkan untuk rencana pembangunan infrastruktur tersebut. Yang jelas, pihaknya memastikan pembangunan infrastruktur berupa kandang maupun RPHU untuk mendukung operasional bisnis perunggasan yang dikelola Berdikari.