REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengajak Duta Besar Republik Rakyat China Xiao Qian ke Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi.
"Hari ini banyak kegiatan yang saya cancel, termasuk persiapan rapat dengan Presiden terpaksa kita tunda demi Desa Sukajaya, karena saya ingin mendampingi bapak Dubes secara langsung," ujar Menteri Halim di Desa Sukajaya, Sukabumi, Selasa (21/01).
Menteri Halim mengaku bangga dengan perkembangan yang telah ditunjukkan oleh Desa Sukajaya, salah satunya keberhasilan menembus pasar ekspor untuk produk unggulannya yaitu Bunga Suji Dracaena.
"Ini hal yang membanggakan dan harus jadi contoh untuk kemajuan desa," kata Menteri Halim.
Menteri Halim kemudian mendengarkan pemarapan Kepala Desa (Kades) Sukajaya Deden Ganaefi soal dirinya dapat ilmu setelah jadi salah satu peserta Benchmarking ke China yang difasilitasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
"Waktu berkunjung ke China dan dilaksanakan di Desa Sukajaya, salah satunya pada hasil pertanian yang sudah kami ekspor, salah satunya dan Negara Australia dan Amerika," kata Deden.
Desa Sukajaya sedang mengembangkan kerajinan Bunga Suji Dracaena yang menjadi produk unggulannya. Bunga Suji yang awalnya tumbuh liar itu disulap oleh warga hingga akhirnya diminati pasar ekspor negara Asia dan Eropa.
Sementara itu, Made Arya selaku Pelopor Ekspor Tanaman Suji di Desa Sukajaya menjelaskan, mulanya Pohon Suji tersebut hanya tumbuh liar di pekarangan rumah warga layaknya pohon pasa umumnya yang tidak bernilai secara ekonomi.
Setelah berbincang dengan Deden yang baru saja menjadi peserta benchmarking ke China yang diinisiasi Kemendes PDTT akhirnya mereka sadar ternyata Bunga Suji itu berpotensi untuk olah dan dikemas hingga bisa dijual bahkan ke luar negeri.
Keduanya bersepakat menjalin kerja sama antara BUMDes Sukajaya dengan Made sebagai marketing. Mereka memberdayakan masyarakat setempat, ada sekitar 40 orang yang bergabung di bagian mengemas dan juga masyarakat yang menanam di lahan masing-masing.
"Permintaan luar itu terutama Amerika, setahunnya itu 200 sampai 250 ribu rangkaian, makanya kita sampai mencari bahannya ke luar daerah, Purwakarta dan Subang," imbuh Made.
Made menambahkan, pihaknya masih belum mampu memenuhi permintaan pasar karena sulitnya mencari bahan baku, sementara masyarakat masih belum banyak sadar akan potensi tersebut.
"Ini potensi baru buat desa-desa lain untuk mengembangkan Bunga Suji ini, karena kami sendiri tidak bisa memenuhi permintaan. Kadang hanya 60 persennya dan biasanya kekurangannya itu kita tambal di tahun berikutnya," tandas Mande.