Rabu 22 Jan 2020 05:41 WIB

Bandara Indonesia Antisipasi Penyebaran Wabah dari China

Pengawasan ketat dilakukan di terminal kedatangan internasional.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Indira Rezkisari
Pelancong dari Wuhan, China, harus melewati pemindai suhu tubuh di Bandara Narita, Jepang. Virus korona misterius yang bermula di Wuhan telah menimbulkan korban keempat meninggal per 21 Januari 2020.
Foto: Kyodo via AP
Pelancong dari Wuhan, China, harus melewati pemindai suhu tubuh di Bandara Narita, Jepang. Virus korona misterius yang bermula di Wuhan telah menimbulkan korban keempat meninggal per 21 Januari 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama untuk mengantisipasi penyebaran wabah pneumonia berat yang belum diketahui etiloginya di Indonesia. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti mengatakan untuk mencegah hal tersebut, pengamanan bandara diperketat.

"Kami akan bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk meningkatkan pengawasan di bandar udara terutama terminal kedatangan Internasional untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut di Indonesia,” kata Polana, Selasa, (21/1).

Baca Juga

Polana mengimbau operator bandara dan maskapai untuk melakukan langkah langkah yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan. Terutama untuk mencegah penyebaran wabah pneumonia berat di Indonesia.

Dia menegaskan maskapai yang melayani penerbangan langsung maupun transit dari China dan Hong Kong untuk segera menyampaikan dokumen kesehatan. "Ini berupa gendec dan manifest penumpang kepada petugas kesehatan di pos Kesehatan KKP terminal penerbangan internasional sesaat setelah mendarat," jelas Polana.

Polana juga meminta operator bandara dan KKP untuk meningkatkan pengawasan di terminal kedatangan internasional utamanya bagi penumpang yang datang dari negara terjangkit. Hal tetsebut dilakukan dengan skinning menggunakan kamera pemindai suhu tubuh Thermal Scanner dan Surveilance Syndrome.

Selain itu, Polana mengatakan operator bandara harus meneruskan sosialisasi yang dilakukan pihak Kemenkes  kepada maskapai, ground handling, imigrasi, dan stakeholder lainnya terkait untuk mengenali secara dini gejala  penyakit. "Bila terdampak diharapkan segera melaporkan kepada petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan," tutur Polana.

"Pihak operator penerbangan menggunakan alat pelindung dini seperti masker untuk  melindungi diri dari risiko tinggi kontak dengan penderita," ujar Polana.

Sebanyak empat orang dilaporkan telah menjadi korban meninggal wabah pneumonia akibat virus korona baru. Penyakit ini juga sudah dilaporkan terjadi di luar China.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement