REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus mendorong investasi asing masuk ke Indonesia, termasuk dari Timur Tengah (Timteng). Maka pemerintah akan menyiapkan kontrak kepatuhan syariah atau syariah compliance contract.
Perlu diketahui, biasanya investor Timur Tengah membutuhkan syariah compliance contract. "Memang sebenarnya ada beberapa, untuk format draft-nya yang sudah ditawarkan tapi masih dalam proses, masih business to business (B2B)," ujar Deputi Kepala BKPM Bidang Perencanaan Penanaman Modal Ikmal Lukman saat ditemui di kantor BKPM, Jakarta, pada Selasa, (21/1).
Ia mengungkapkan, kini sudah ada beberapa investor Timur Tengah yang ingin masuk ke Tanah Air. Hanya saja belum bisa disebutkan secara lebih rinci.
"Kalau belum pasti, belum dapat format kerja samanya, mereka belum mau diumumkan. Nanti diinfo sama Deputi Promosi (BKPM)," kata Ikmal.
Dirinya menyebutkan, saat ini investasi asing yang masuk ke Indonesia masih didominasi negara Asia Timur, yakni dari Jepang, Korea Selatan, serta China. "Realisasi investasi ketiganya mencapai 48 persen dari total investasi di Indonesia," ujar dia.
Menurutnya, ketiga negara tersebut pandai melihat pasar. Sebab, pasar Indonesia sangat besar.
"Kalau di Asean (Asia Tenggara) kita paling besar, populasi kita berkontribusi 40 persen dari total populasi di Asean. Kontribusi ekonomi kita ke Asean pun 39 persen, jadi mereka (Jepang, Korea Selatan, Cina) melihat kalau investasi di Indonesia, dapat pasar Asean juga, apalagi ada Asean Free Trade Area (AFTA)," tutur Ikmal.