REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) III Cilandak di Desa Cilandak, Kecamatan Cibatu, Kabupatan Purwakarta rusak. Sebagian murid pun terpaksa direlokasi belajar di tempat yang lebih aman.
Sekolah seluas 1.517 meter persegi tersebut terdiri dari dua bangunan utama. Satu bangunan yang sudah berdiri sejak 1984 itu saat ini tidak bisa digunakan.
Atap beserta kusen-kusen yang terbuat dari kayu lapuk dimakan rayap meski dindingnya masih terlihat kokoh. Bahkan pihak sekolah menyangga atap dengan sebilah bambu tepat di tengah-tengah di tiap ruangannya karena dikhawatirkan roboh.
Empat ruangan yang merupakan ruang guru, ruang kelas V dan VI serta musola yang tampak sudah rapuh bagian atapnya. Beberapa bagian plafon juga sudah berlubang ditambah kusen jendela dan pintu yang keropos.
Kepala Sekolah SDN III Cilandak Entang Lukmana (55) mengatakan kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun lalu. Rayap dan faktor usia menyebabkan bangunan sekolah rusak. Khawatir akan kondisi siswa, pihak sekolah pun berinisiatif merelokasi sebagian murid ke tempat lebih aman.
“Kelas lima dan enam dipindah belajar di Madrasah Diniyah Nurul Hidayah sekitar setengah kilo dari sini. Karena disini sudah nggak nampung. Kami khawatir kalau tiba-tiba lagi belajar kemudian roboh,” kata Entang ditemui Republika di sekolah, Rabu (22/1).
Entang menuturkan para siswa direlokasi sejak tiga bulan lalu. Langkah ini juga merespon keluhan orangtua yang khawatir akan kondisi anak-anaknya saat belajar. Sekitar 40 orang siswa dari total 142 murid belajar sementara di Madrasah Diniyah yang biasanya digunakan pada sore hari saja.
Sementara itu, sisa ruangan yang bisa dipakai kegiatan belajar mengajar pun hanya dua ruangan yang digunakan menjadi dua jadwal. Kelas I dan II belajar mulai pukul 06.00-09.00 WIB serta kelas III dan IV mulai pukul 09.00-12.00 WIB.
Ia menuturkan kepala sekolah sebelumnya menjabat sudah pernah mengajukan perbaikan sekolah. Namun belum disetujui karena keterbatasan anggaran. Akhirnya setelah ia menjabat, ia pun kembali mengajukan perbaikan pada 2019 lalu.
“Alhamdulillah langsung direspon dan sudah masuk anggaran APBD 2020 katanya di Disdik,” ujarnya.