Rabu 22 Jan 2020 17:41 WIB

18 Kecamatan di Cirebon Rawan Banjir dan Longsor

Masa siaga bencana musim penghujan di Kabupaten Cirebon hingga 31 Mei.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Warga menerobos banjir yang merendam desa Gunungjati, Cirebon, Jawa Barat, Ahad  (11/3).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga menerobos banjir yang merendam desa Gunungjati, Cirebon, Jawa Barat, Ahad (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Di musim hujan ini, sebanyak 18 kecamatan di Kabupaten Cirebon rawan bencana banjir dan longsor. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menetapkan masa siaga bencana musim penghujan 2020 hingga 31 Mei mendatang.

‘’Dari 18 kecamatan itu, 12 kecamatan rawan banjir dan enam kecamatan rawan longsor,’’ ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra, Rabu (22/1).

Baca Juga

Adapun 12 kecamatan yang rawan banjir itu terdiri dari Kecamatan Ciwaringin, Kaliwedi, Arjawinangun, Losari, Ciledug, Pabuaran, Waled, Mundu, Kedawung, Gunung jati dan Plered. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah alirasn sungai (DAS) Cisanggarung, Ciberes, dan Cimanis.

Sedangkan, enam kecamatan yang rawan longsor adalah Kecamatan Sedong, Greged, Beber, Susukanlebak, Sumber ,dan Dukuhpuntang. Keenam daerah tersebut berada di dataran tinggi dan perbukitan, serta berbatasan dengan Kabupaten Kuningan.

Dadang menjelaskan, intensitas hujan saat ini sedang tinggi. Untuk itu, mereka terus meningkatkan kewaspadaan menghadapi kemungkinan bencana.

‘’Siaga bencana di Kabupaten Cirebon telah ditetapkan sejak 2 Januari hingga 31 Mei 2020,’’ kata Dadang.

Dadang menambahkan, BPBD Kabupaten Cirebon pun telah mengeluarkan surat edaran kepada camat se-Kabupaten Cirebon untuk selalu siaga. Dengan demikian, langkah penanggulangan bisa segera dilakukan jika bencana terjadi.

‘’Kesiapan kami juga sudah 100 persen, baik dari segi sarana prasarana maupun  SDM,’’ kata Dadang.

Kesiapan itu salah satunya terlihat saat terjadi banjir yang melanda perumahan warga di Desa Gamel, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Senin (20/1) lalu. Saat itu, hujan deras membuat air Sungai Cikenanga meluap dan membuat tanggul sungai menjadi jebol.

Dampaknya, sebanyak 135 rumah warga tergenang banjir dengan ketinggian 40 hingga 80 sentimeter. Untuk mengatasi hal itu, keesokan harinya atau Selasa (21/1), BPBD Kabupaten Cirebon bersama dengan unsur terkait lainnya langsung memasang bronjong di tanggul sungai yang jebol. Ada 11 bronjong yang dipasang untuk mencegah terulangnya banjir serupa.

‘’Koordinasi dengan unsur terkait lainnya langsung kami lakukan sehingga penanggulangan terhadap bencana bisa segera dilakukan,’’ ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement