REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Irfan Setiaputra bercerita soal penunjukan dirinya sebagai orang nomor satu di maskapai pelat merah tersebut.
Irfan yang lebih banyak berkutat di perusahaan swasta mengaku sudah cukup lama mendapatkan tawaran terlibat dalam sejumlah posisi di pemerintahan. Irfan juga bukan orang yang benar-benar baru di BUMN lantaran sempat menduduki posisi Dirut PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) pada periode 2009 sampai 2012.
Irfan mengatakan tidak mampu menolak ajakan Menteri BUMN Erick Thohir yang mengajaknya bergabung di Garuda Indonesia pada awal Januari. "Pak Erick bicara waktu itu, memang diskusinya masih dini dan ada banyak diskusi setelah itu juga dengan Pak Wamen (BUMN) mengenai profitabilitas di Garuda, tiba-tiba disuruh assesment, mudah-mudahan bagus hasilnya, makanya tadi pagi diumumkan," ujar Irfan, Rabu (22/1).
Irfan menyampaikan terima kasih kepada Erick atas kesempatan tersebut. Baginya, sebuah kehormatan untuk memimpin Garuda. Meski tak memiliki latar belakang di dunia penerbangan, Irfan mengaku tertantang membawa Garuda ke arah yang lebih baik.
"Kalau dibilang apakah saya punya pengalaman di industri penerbangan, saya harus akui tidak," ucap Irfan.
Irfan mengaku akan mempelajari dengan singkat mengenai dunia bisnis penerbangan. Irfan mendaku dirinya sebagai orang yang terbuka dan menerima masukan dari pihak lain. Sebagai perusahaan yang memberikan jasa kepada pelanggan, kata Irfan, internal Garuda tidak boleh melakukan hal-hal yang negatif agar tak timbul kegaduhan di ruang publik yang berimplikasi pada citra perusahaan.
"Caranya bagaimana, ya duduk bersama, saya orang mau terbuka terhadap semua masukan. Tidak ada batasan untuk diskusi segala macam, apa pun, perbedaan pendapat saya rasa di banyak perusahaan selalu ada," kata Irfan.