REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan peer to peer lending sektor properti Ethis Crowd menjanjikan pelaporan transparan kepada investor setiap bulan. CEO Ethis Crowd, Ronald Wijaya menyampaikan perusahaan terus meningkatkan mekanisme pelaporan investasi pada investor.
"Lender atau pemberi dana dapat memeriksa progres perkembangan proyek yang dia danai melalui dashboard akunnya," kata dia saat Investor Gathering di FX Sudirman, Jakarta, Selasa (21/1).
Tim Ethis akan melakukan pemeriksaan terkait progres proyek dan menampilkannya dalam bentuk visual pada masing-masing investor. Dalam waktu dekat, Ethis juga akan memasang CCTV di setiap proyek sehingga investor dapat memantau setiap waktu.
Ronald menyampaikan ini merupakan bentuk implementasi dari akad wakalah yakni mewakilkan dari investor kepada Ethis. Sistem transparan juga merupakan bentuk skema syariah yakni menghindari gharar sehingga setiap detail proyek akan tertera di website maupun aplikasi.
"Kami komitmen untuk improve sistem pelaporan secara digital," kata dia.
Ronald juga menyampaikan Ethis akan menggunakan Blockchain di masa depan untuk meningkatkan transparansi. Sehingga, baik investor maupun pengembang properti bisa melacak runut dan detail transaksinya.
Selain memberikan laporan perkembangan proyek rutin setiap bulan, investor juga bisa datang ke lokasi proyek untuk verifikasi sendiri. Ronald menyampaikan keterbukaan akses tersebut dibuat untuk menjamin kepercayaan dari investor.
Ia mengakui bisnis properti terkadang berisiko. Ethis pernah mengalami keterlambatan dalam memberi imbal hasil pada investor karena proyek yang didanai yakni perumahan murah kehabisan kuota pemerintah. Sehingga terjadi hambatan dalam penyelesaian akuisisi market.
Namun ia memastikan dana investor kembali jika akhirnya akuisisi tidak selesai. Ethis mengharuskan developer memberikan agunan pembiayaan dengan nilai 150-200 persen dari nilai pembiayaan yang diberikan. Sehingga dana investor akan sepenuhnya kembali.
Hingga Januari 2020, Ethis telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 110 miliar kepada sekitar 6.000 unit rumah. Target tahun ini diproyeksikan meningkat jadi sekitar Rp 800 miliar.