REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Kantor Wilayah Timur membidik pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Jawa Timur. BNI Syariah menggandeng sejumlah pengembang properti, karena KPR dinilai memiliki potensi bagus pada tahun ini.
Pemimpin Wilayah BNI Syariah Kanwil Timur, Ali Muafa di Surabaya, Rabu (22/1), mengatakan potensi kredit properti akan tetap tumbuh pada 2020, sebab kebutuhan hunian masyarakat juga tinggi dengan angka backlog mencapai 1,5 juta unit rumah. "Oleh karena itu, kami terus berupaya kerja sama dengan pengembang dengan target 20 pengembang setiap bulannya," kata Ali, usai penandatanganan kerja sama dengan Griyo Mapan Santoso yang menggarap proyek Central Park Juanda, Sidoarjo.
Ia menargetkan, pada 2020 bisa menyalurkan KPR hingga Rp 4,5 triliun, atau naik Rp 1,5 triliun dibanding 2019 yang merealisasikan penyaluran KPR di wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur sebesar Rp 3 triliun. Ali menjelaskan, penyaluran KPR selama ini berkontribusi sekitar 85 persen dari total kredit consumer BNI Syariah Kanwil Timur, dan kredit consumer berkontribusi sekitar 45 persen dari total kinerja penyaluran kredit. Sisanya, 55 persen merupakan kredit produktif baik modal maupun kredit mikro.
"Segmen KPR BNI Syariah adalah harga rumah sekitar Rp 500 juta - Rp 1 miliar. Salah satunya proyek Central Park Juanda yang mempunyai potensi pembiayaan Rp 280 miliar dari 410 unit yang bisa kami kejar," katanya.
Office Director Griyo Mapan Santoso, David Widodo menjelaskan, kerja sama dengan BNI Syariah ini sangat menguntungkan kedua pihak, sebab proyek Central Park Juanda memiliki sebanyak 465 unit. Rinciannya 410 unit telah terjual tetapi masih dalam tahap cicilan DP dan akan dilanjutkan proses KPR oleh perbankan.
"Kerja sama dengan BNI Syariah ini untuk mengejar sisa unitnya, sebab mereka siap membiayai pembeli rumah di Central Park Juanda," katanya.