Kamis 23 Jan 2020 11:01 WIB

Pengungsi Korban Banjir di Lebak Diajari Ketrampilan Kuliner

Pengungsi korban banjir di Lebak diberi pelatihan kuliner oleh KPPPA

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah pengungsi korban banjir bandang beraktivitas di dalam tenda di Kampung Susukan, Sajira, Lebak, Banten. Pengungsi korban banjir di Lebak diberi pelatihan kuliner oleh KPPPA. Ilustrasi.
Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki
Sejumlah pengungsi korban banjir bandang beraktivitas di dalam tenda di Kampung Susukan, Sajira, Lebak, Banten. Pengungsi korban banjir di Lebak diberi pelatihan kuliner oleh KPPPA. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Pengungsi korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten, dilatih keterampilan kuliner. Mereka dilatih memproduksi aneka jajanan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).

"Kegiatan pelatihan ketrampilan itu berlokasi di Posko Dodiklatpur Ciuyah Kecamatan Sajira," kata Deputi Kesetaraan Gender KPPPA Agustina Erni dalam rilisnya di Lebak, Kamis.

Baca Juga

Pelatihan keterampilan kuliner itu berlangsung sejak 21 sampai 24 Januari 2020. Pelatihan diberikan agar para pengungsi memiliki kecakapan hidup dengan memproduksi aneka makanan.

"Kami berharap pelatihan keterampilan kuliner dengan memproduksi jajanan itu bisa dijual di sekitar permukiman, sekolah dan pasar," kata Agustina.

Menurut dia, pelatihan keterampilan itu bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan di Posko Pengungsian Dodiklatpur Ciuyah. Peserta keterampilan kuliner itu adalah kaum ibu. Mereka diajari membuat aneka makanan antara lain pukis, apem, onde-onde, klepon, wingko babat, dan keciput.

"Kami minta ibu-ibu yang mengikuti pelatihan dapat kembali membangun semangat untuk menghasilkan pendapatan ekonomi keluarga," jelas Agustina.

Seorang peserta bernama Aminah mengatakan mendapat pelatihan memasak oleh KPPPA. Pelatihan keterampilan memasak itu, kata dia, menumbuhkan optimisme untuk bangkit kembali membangun ekonomi keluarga pascabencana banjir bandang dan longsor.

"Tiga hari terakhir ini kami sudah mampu memproduksi aneka makanan jajanan dan dipasarkan di sekitar sekolahan yang lokasinya dekat Diklatpur Ciuyah," kata wanita berusia 30 tahun itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement