Kamis 23 Jan 2020 11:09 WIB

Jokowi Jelaskan Alasan Prabowo Sering ke Luar Negeri

Jokowi menegaskan kunjungan kerja yang dilakukan menhan bukan untuk berwisata.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko usai menghadiri rapat pimpinan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Kamis (23/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko usai menghadiri rapat pimpinan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Kamis (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, kegiatan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang beberapa kali melakukan kunjungan ke luar negeri. Menurut dia, kunjungan Menhan tersebut untuk melakukan diplomasi pertahanan. 

Karena itu, Jokowi pun menegaskan, kunjungan kerja yang dilakukan menhan bukan untuk berwisata. "Jadi, kalau ada yang mempertanyakan, Pak Menhan pergi ke sebuah negara, pergi ke sebuah negara, pergi ke sebuah negara, itu adalah dalam rangka diplomasi pertahanan, bukan sekadar jalan-jalan," ujar Jokowi saat menghadiri Rapim Kemhan 2020 di Lapangan Bhinneka Tunggal Ika Kemenhan, Jakarta, Kamis (23/1). 

Baca Juga

Menurut Jokowi, kunjungan menhan ke luar negeri tersebut sudah dibahas beberapa kali dengan dirinya. "Itu sudah kita diskusikan dengan Pak Menhan, tidak sekali dua kali. Banyak nih yang enggak tau," katanya. 

Dalam kunjungan itu, menhan juga melihat berbagai alutsista yang dimiliki negara lain. Sebelum membeli alutsista yang dibutuhkan, pemerintah pun akan mengecek terlebih dahulu kualitas alutsista tersebut. 

"Kalau ada yang bertanya itu belum mengerti urusan diplomasi pertahanan. Meskipun saya tahu, dalam rangka melihat alutsista yang ingin kita beli, bagus atau tidak bagus, bisa digunakan atau tidak bisa digunakan, semuanya dicek," kata Jokowi. 

Presiden mengatakan, tantangan Indonesia ke depan semakin berat, salah satunya, yakni semakin meluasnya spektrum konflik di berbagai belahan dunia. Karena itu, lanjutnya, pemerintah harus memperkuat diplomasi pertahanan dalam negeri untuk meredam ketegangan antarnegara. 

"Dan siap persenjataan untuk melakukan penegakan hukum di wilayah kita," ujar Jokowi. 

Presiden menegaskan, isu pertahanan negara ini sangat penting, terutama terkait kedaulatan Indonesia. Ia menegaskan, kedaulatan Indonesia pun merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. 

"Sudah berkali-kali saya sampaikan, saya tegaskan bahwa kedaulatan itu harga mati. Kedaulatan itu tidak bisa dinegosiasikan, tidak ada tawar-menawar," kata Jokowi menegaskan. 

Karena itu, dalam acara ini Presiden juga menginstruksikan jajaran TNI dan Polri agar bersungguh-sungguh dalam menjaga dan memperkuat kedaulatan negara. "Yang paling penting, kita harus mampu atasi semua spektrum pertahanan, mulai dari konflik internal, perang asimetrik, gerilya, perang proxy, maupun perang hybrid, yang menggabungkan strategi militer nonmiliter, konvensional dan nonkonvesional," kata dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement