Kamis 23 Jan 2020 13:24 WIB

Jabar Kembali Revitalisasi Gedung Sate, Pakuan dan Saparua

Anggaran revitalisasi tiga gedung mencapai Rp 36 miliar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Aktivitas pengunjung di Taman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Aktivitas pengunjung di Taman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, kembali akan melakukan revitalisasi tahap dua untuk tiga bangunan heritage pada 2020 ini.

Menurut Kepala Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jabar, Iip Hidajat,  tiga bangunan yang akan kembali direvitalisasi adalah Gedung Sate, Gedung Pakuan dan Saparuan. Total, anggarannya sekitar Rp 36 miliar untuk proyek ini.

Baca Juga

"Anggaran tahun ini untuk Gedung Sate Rp 23 miliar, Gedung Pakuan Rp 5,8 miliar dan Saparua Rp 8,1 miliar," ujar Iip di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (23/1).

Iip mengatakan, untuk revitalisasi tahap dua Gedung Sate lebih pada tindaklanjut penataan dari proyek 2019. Di antaranya yaitu pembangunan kubah masjid dan pendirian patung dengan tema Jabar dari Selasar Sunaryo.

"Ada taman juga sedikit tidak seperti yang kemarin (revitalilasi 2019) ya. Kemudian lahan parkir motor. Lahan parkir mobil belum kita lakukan sekarang jadi bertahap," katanya.

Revitalisasi ini untuk mendukung harapan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang ingin menjadikan Gedung Sate, Gedung Pakuan dan Saparua sebagai destinasi wisata. Khusus di Gedung Sate, nantinya pengunjung tidak sekadar dapat melakukan swafoto atau selfie di beberapa titik dan mengakses museum.

Pemprov Jabar, berencana menggelar pertunjukan seni dari 27 kabupaten kota, seperti angklung, calung dan tari setiap akhir pekan. Jadi, kata dia, Senin sampai Kamis berikan waktu untuk bekerja. Sedangkan, Sabtu dan Ahad, nanti akan dibuka untuk umum.

"Jadi, Gedung Sate bisa diakses semuanya. Kita rencana di Februari ini, karena ini akan dikoordinasikan dengan disparbud," katanya.

Sedangkan untuk revitalisasi tahap dua Gedung Pakuan, menurut Iip, lebih menitikberatkan pada interior ruang rapat, sound dan layar. Mengingat dari dua lokasi yang akan kembali direvitalisasi, Gedung Pakuan merupakan bangunan paling tua.

"Gedung Sate kan sekitar tahun 1900-an, nah kalau Pakuan itu 1864. Sudah lama karena perwakilan Hindia Belanda dulu ada di sana," katanya.

Iip mengatakan, untuk Saparua pihaknya akan kembali menata sejumlah sarana, di antaranya WC dan tempat parkir. Selain itu, juga akan melengkapi sebagian lokasi yang pada 2019 lalu telah ditata.

"Saparua itu baru setengahnya pedagang yang dari trotoar masuk, masih ada sisanya," katanya.

Selain dapat menikmati aneka kuliner, kata Iip, wisatawan yang datang ke Saparua pun dapat mengakses beberapa lokasi, seperti lapangan basket, jogging track, panjat tebing hingga membaca buku.

"Kita juga akan buka panggung untuk komunitas. Bisa saja komunitas silat, sepeda dan yang lainnya," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement