Kamis 23 Jan 2020 17:09 WIB

Sumbangan Pendapatan Sektor Pertanian Hanya 19 Persen

Pemkab memiliki program lumbung pangan yang saat ini sedang digalakkan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Petani tradisional memanen padi bersama petani lainnya.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Petani tradisional memanen padi bersama petani lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, masih didominasi sektor pertanian. Namun sumbangan sektor pertanian terhadap pendapatan masyarakat, masih tergolong rendah. 

''Kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan masyarakat di Kabupaten Pekalongan, hanya sekitar 19 persen,'' jelas Bupati Asip Kholbihi, Kamis (23/1).

Sementara sumbangan sektor industri terhadap pendapatan masyarakat, tergolong dominan. ''Sumbangan sektor industri ini mencapai 31 persen,'' jelasnya.

Berdasarkan data tersebut, Asip menyebutkan, sektor industri memberi kontribusi paling besar terhadap pendapatan masyarakat. Sedangkan sektor pertanian yang menjadi pekerjaan kebanyakan masyarakat, justru jauh lebih rendah.

Disebutkan, ada berbagai faktor yang menyebabkan sektor pertanian belum memberikan sumbangan yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat. Selain karena tingkat produktivitasnya yang masih rendah, bisa juga karena disebabkan harga jual produk pertanian masih rendah.

Lebih lanjut bupati menyatakan, sebagai wilayah yang didominasi lahan pertanian, Kabupaten Pekalongan masih menjadi salah satu daerah penopang ketahanan pangan nasional. Hal ini ditandai dengan tingkat surplus beras yang masih cukup tinggi.

''Pada 2019, hasil produksi beras hasil pertanian padi masih mencapai 131 ribu ton. Dari jumlah produksi tersebut, beras yang dikonsumsi hanya sekitar 80 ribu ton, sehingga surplus 51 ribu ton,'' katanya.

Sedangkan luas lahan sawahnya, menurut Asip, sekitar 23 ribu hektare. ''Dari luas sawah tersebut, 19 ribu hektare di antaranya merupakan lahan yang tak boleh dialihfungsikan,''' ujar dia.

Dalam upaya meningkatkan kontribusi pertanian terhadap pendapatan masyarakat, Asip menyatakan, pemkab memiliki program lumbung pangan yang saat ini sedang digalakkan di beberapa sentra pertanian. Melalui keberadaan lumbung pangan ini, petani bisa menyimpan kelebihan hasil panennya, untuk kemudian dijual atau dikonsumsi pada masa paceklik.

''Harga gabah atau beras pada musim panen raya, biasanya anjlok cukup dalam. Dengan lumbung pangan, petani bisa menyimpan hasil panennya untuk dijual lagi pada saat harga sudah stabil,'' katanya. 

Salah satu lumbung pangan yang telah diresmikan, adalah lumbung pangan Desa Ketanonageng Kecamatan Sragi. Selain lumbung pangan, di desa tersebut juga dibangun lantai jemur dan ricemill (penggilingan padi).

Selain peresmian lumbung pangan, bupati juga menyerahkan bantuan alat mesin pertanian berupa traktor, pompa air, dan klaim asuransi dari Jasindo. ''Semua bantuan tersebut berasal dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Pertanian,'' jelasnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan, Siswanto menyebutkan tujuan pembangunan lumbung pangan antara lain dalam rangka meningkatkan stok pangan  masyarakat. ''Dengan adanya lumbung pangan, kita berupaya agar aspek kecukupan pangan di Kabupaten Pekalongan menjadi lebih terjamin,'' kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement